Jumat 07 Jan 2022 10:08 WIB

Waspada Pengalaman India Hadapi Covid-19

Belajar dari pengalaman India hadapi Covid-19

Para tunawisma menunggu giliran untuk mendapatkan vaksin COVID-19 saat melakukan vaksinasi khusus di penampungan tunawisma di Ahmedabad, India, Selasa, 10 Agustus 2021.
Foto: AP/Ajit Solanki
Para tunawisma menunggu giliran untuk mendapatkan vaksin COVID-19 saat melakukan vaksinasi khusus di penampungan tunawisma di Ahmedabad, India, Selasa, 10 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Prof Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Mantan Direktur WHO Asia Tenggara

Pagi ini saya ngobrol dengan teman di New Delhi tentang keadaan Covid-19 di sana. Pada waktu kenaikan kasus kita pada Juni dan Juli 2021 yang lalu maka sekitar dua bulan sebelumnya juga ada kenaikan kasus di India dengan segala masalahnya. Seperti kita ketahui, India pernah mengalami kasus Covid-19 yang amat tinggi, sampai sekitar 400 ribu sehari di seluruh negara dan sekitar 15 ribu sehari di kota New Delhi saja. Angka ini kemudian menurun amat tajam dan kasus menjadi landai selama beberapa bulan, sekitar 7.000 sehari di India, bahkan pernah kurang dari 100 orang sehari di New Delhi.

Artinya, India memang pernah tinggi, lalu turun dengan cepat dan lalu landai rendah selama beberapa bulan. Hal ini kurang lebih pola yang sama dengan di negara kita yang kasus pernah sekitar 50 ribu sehari, lalu turun dengan cepat dan lalu landai sampai hanya beberapa ratus saja sehari. 

Dalam minggu-minggu terakhir ini kasus di India kemudian meningkat tajam. Pada 21 Desember 2021 kasus sehari di India adalah 6.317 orang dan lalu melonjak menjadi sekitar 90.928 ribu dalam sehari pada 5 Januari 2022. Khusus untuk New Delhi, pada Selasa yang lalu pemerintah setempat mengeluarkan aturan pembatasan sosial ketat, termasuk aturan kerja di kantor, pembatasan penumpang transportasi umum, pembatasan bioskop, sarana kebugaran, dll. Bahkan, New Delhi akan dalam kondisi jam malam (“curfew”) mulai jam 10 malam hari Jumat ini sampai jam 5 pagi hari Senin. Toko, pasar, dan mal akan tutup. Teman-teman saya di New Delhi pagi ini menelepon dan mengatakan sangat merasakan dampak pengetatan ini, apalagi akhir pekan ini, besok, dan lusa mereka praktis sepenuhnya di rumah saja kecuali ada keperluan mendesak, seluruh penduduk New Delhi yang lebih dari 20 juta orang.

Di sisi lain, teman saya petugas kesehatan di New Delhi juga menyampaikan bahwa walaupun kasus meningkat berlipat-lipat kali, tetapi peningkatan rumah sakit (bed occupancy) sampai hari-hari ini baru meningkat sekitar dua kali lipat. Jadi, situasi pelayanan kesehatan masih terkendali.

Kejadian di New Delhi dan India pada hari-hari ini tentu perlu jadi kewaspadaan kita semua di tanah air, apalagi terakhir ini kasus kita mulai meningkat pula.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement