Sabtu 08 Jan 2022 04:48 WIB

Ini Sikap Makhluk Paling Buruk dalam Pandangan Allah

Allah menyampaikan ada sikap makhluk paling buruk dalam pandangannya.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ini Sikap Makhluk Paling Buruk Dalam Pandangan Allah. Foto: Amal baik karena Allah SWT (ilustrasi)
Foto: republika
Ini Sikap Makhluk Paling Buruk Dalam Pandangan Allah. Foto: Amal baik karena Allah SWT (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di dalam Alquran Surah Al-Anfal Ayat 22 dan tafsirnya, Allah SWT menyampaikan bahwa ada sikap makhluk yang paling buruk di pandangan-Nya. Ayat ini disampaikan agar manusia yang mendengar ayat ini tidak bersikap seperti makhluk yang paling buruk di hadapan Allah.

 اِنَّ شَرَّ الدَّوَاۤبِّ عِنْدَ اللّٰهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِيْنَ لَا يَعْقِلُوْنَ

Baca Juga

Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak mendengar dan memahami kebenaran) yaitu orang-orang yang tidak mengerti. (QS Al-Anfal: 22)

Tafsir Kementerian Agama menerangkan, ayat ini secara tidak langsung menyindir orang-orang yang mendengar tuntunan agama tetapi enggan mengamalkannya. Maka Alquran mengingatkan bahwa sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk termasuk manusia, dalam pandangan Allah adalah mereka yang tuli, sehingga tidak dapat mendengar tuntunan dan memahami kebenaran. Serta mereka yang bisu sehingga tidak dapat berbicara, yaitu orang-orang yang tidak mengerti. Sebab mereka memang tidak mau mendengar, mengatakan, dan memikirkan yang benar.

Allah menyamakan orang-orang munafik itu dengan binatang yang paling buruk, karena mereka itu tidak mau mempergunakan pendengarannya untuk mengetahui seruan-seruan yang benar dan tidak memperhatikan nasihat-nasihat yang baik.

Orang-orang munafik disamakan dengan binatang dalam ayat ini, bukanlah fisik mereka seperti binatang, tetapi sifat kejiwaan merekalah yang seperti binatang. Mereka menolak pengertian dari firman Allah dan tidak mau memikirkan dan memahami kebenaran. Dalam hal ini mereka tidak mau membedakan mana seruan yang benar dan mana ajakan yang salah, dan mana itikad yang benar serta mana kepercayaan yang salah.

Sebagai alasan yang lain disamakannya mereka dengan binatang adalah karena tidak mau menuturkan kebenaran, seolah-olah mereka tidak berfikir, karena mereka menyia-nyiakan akal mereka sehingga tidak dapat menuturkan kebenaran itu sebagaimana mestinya. Seandainya mereka menggunakan akal, tentulah mereka mau mendengarkan seruan Rasul serta mau mengikutinya.

Di dalam ayat ini atau ayat yang lain, Allah menerangkan bahwa orang-orang munafik itu lebih sesat dari binatang.

Firman Allah, "Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah." (QS Al-Araf: 179)

Pendengaran dan penglihatan tidak dapat dibuat manusia, karena keduanya bertalian dengan jiwa, dengan hidup. Tidak bisa diharapkan dari benda mati yang tidak mempunyai pendengaran dan penglihatan itu. Bahkan pendengaran dan penglihatan yang hidup tidak berfungsi jika tidak diarahkan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement