REPUBLIKA.CO.ID, oleh Meiliza Laveda, Retno Wulandari, Intan Pratiwi
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyayangkan, batalnya akuisisi oleh Indonesia Battery Corporation (IBC) terhadap perusahaan kendaraan listrik (EV) asal Jerman, StreetScooter. Menurut Bahlil, anak usaha Deutsche Post DHL Group itu kini telah diakuisisi oleh BUMN Singapura.
"BUMN Singapura beli tuh dan opsi itu sudah tidak lagi diberikan ke kita, sayang,” kata Bahlil, Sabtu (8/1).
Bahlil menyayangkan batalnya akuisisi oleh IBC karena menilai perusahaan mobil listrik Jerman yang dimaksud adalah perusahaan yang bagus. Bahlil juga mengaku kecewa lantaran rencana akuisisi StreetScooter dituduh memiliki potensi mark-up atau penggelembungan anggaran.
"Katanya ini investasi rugi, ini rugi lah, apa lah. kerja aja belum, mau jadi apa curiga terus," ungkap Bahlil.
Bahlil menegaskan, kabar modus mark-up atau penggelembungan harga dalam rencana IBC untuk mengakuisisi perusahaan mobil listrik asal Jerman itu. Menurut dia, dalam prosesnya sudah sangat transparan.
"Ada yang sebut ini terjadi mark-up padahal buktinya transparan belinya," tambahnya.
Sebelumnya, kritik atas rencana IBC untuk mengakuisisi perusahaan mobil listrik asal Jerman sempat disampaikan oleh Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ahok percaya bisnis IBC akan lebih baik jika bekerja sama dengan perusahaan asal China, yaitu Wuling.
"Saya tanya kenapa tidak ajak Wuling kerja sama yang sudah ada di Karawang? Ajak Hyundai kerja sama? Ya dong. Terus harus pakai besi pelat Krakatau Steel, itu sudah buat pelat yang baik,” kata Ahok beberapa waktu lalu dalam akun Youtube pribadinya.