REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kehadiran layanan streaming film dan serial legal (Over The Top (OTT)/Video On Demand (VOD)) selain menjadi media menonton baru, juga mampu membuka wawasan penonton akan film yang lebih luas. Pendapat ini diungkapkan Wakil Ketua I Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan pengamat film Hikmat Darmawan.
"Penonton Indonesia dapat berkenalan lagi dengan film Indonesia dengan mudah. Walaupun mereka menonton di gawai, ini dapat memberikan dampak positif dimana mereka bisa lebih kenal dengan film Indonesia," kata Hikmat dikutip dari Antara, Ahad (9/1/2022).
"Ini memberi perspektif baik. Walaupun (pengalaman menontonnya) tidak seperti di bioskop, (kehadiran OTT) tetap memberi keuntungan tersendiri kepada penonton. Mereka bisa ada pengetahuan baru khususnya tentang film Indonesia dengan mudah. Ini patut dicatat," ujarnya menambahkan.
Hikmat mengatakan OTT akan selalu ada dan digunakan masyarakat untuk mengakses konten hiburan berupa film dan serial. Ia berpendapat, penting bagi para sineas untuk mempertimbangkan kehadiran OTT sebagai media distribusi karyanya walaupun memang dari sisi pendapatan tidak sebesar dengan keuntungan menayangkan di layar lebar.
"OTT itu here to stay. Ada, membesar, dan harus diperhitungkan. Apakah nanti bisa dimonetisasi dengan baik, menghasilkan keuntungan, dan orang sudah terbiasa dengan OTT," kata Hikmat.
"Pengalaman sinematik tidak bisa digantikan dengan gawai. Namun karena sifatnya yang tidak terlalu keluar effort seperti waktu, ongkos, maka OTT ini memberikan pengalaman tersendiri. Akan tetapi (OTT) memang belum menghasilkan monetasi yang setara dengan bioskop," imbuhnya.
Pembuat film pendek pemenang penghargaan, Makmum, Riza Pahlevi menyebut kehadiran OTT yang semakin meriah di tengah pandemi memberikan peluang baru bagi para sineas muda. Ini artinya kesempatan untuk terekspos akan jauh lebih mudah. Selain itu, dari sisi produksi membuat film OTT juga tidak serumit membuat film untuk layar lebar.
"OTT dapat panggungnya pas pandemi dan orang pada lari ke sana. Menonton di gawai sudah jadi budaya baru tapi bukan berarti nanti ditinggalkan ketika pandemi selesai," tutur Riza.
"Sekarang, orang sudah pakai berbagai macam platform streaming. Ini menjadi wadah untuk filmmaker baru karena secara anggaran produksi lebih murah dan menjadi media mereka untuk belajar walaupun pendapatan cukup jauh kalau dibandingkan dengan bioskop," ujarnya menambahkan.