Rabu 12 Jan 2022 22:14 WIB

Taliban Membayar Pegawai dengan Gandum

Satu orang pegawai sektor publik dibayar 10 kilogram gandum per hari

Rep: Rizky Jaramaya/Antara/ Red: Christiyaningsih
Satu orang pegawai sektor publik dibayar 10 kilogram gandum per hari. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Satu orang pegawai sektor publik dibayar 10 kilogram gandum per hari. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban membayar gaji ribuan pegawai sektor publik Afghanistan dengan gandum hasil sumbangan dari negara lain, alih-alih dengan uang tunai, saat krisis keuangan meningkat. Taliban memperluas program barter 'makanan untuk bekerja'. Dalam program tersebut, gandum yang disumbangkan digunakan untuk membayar puluhan ribu pekerja sektor publik.

Sebagian besar gandum yang disumbangkan oleh India kepada pemerintah Afghanistan yang didukung Amerika Serikat (AS) sebelumnya digunakan oleh Taliban untuk membayar sekitar 40 ribu pekerja. Satu orang pekerja dibayar 10 kilogram gandum per hari.

Baca Juga

Program ini awalnya dilakukan di ibu kota Kabul. Kepemimpinan Taliban akan memperluas program tersebut ke seluruh wilayah di Afghanistan. Wakil Menteri Administrasi dan Keuangan Kementerian Pertanian Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban, Fazel Bari Fazli, mengatakan Taliban telah menerima pengiriman 18 ton gandum dari Pakistan.

Fazli menuturkan Pakistan berjanji akan mengirim 37 ton gandum tambahan. Selain itu, Taliban juga sedang membahas pengiriman 55 ton gandum dari India. Fazli tidak menjelaskan berapa banyak gandum yang digunakan untuk membayar pekerja dan berapa banyak gandum yang akan didistribusikan sebagai bantuan kemanusiaan.

Pada Selasa (11/1/2022) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meluncurkan permohonan bantuan kemanusiaan sebesar 4,4 miliar dolar AS untuk Afghanistan. PBB meluncurkan permohonan bantuan kemanusiaan karena lebih dari separuh penduduk Afghanistan membutuhkannya. Krisis ekonomi dan kemanusiaan Afghanistan semakin dalam sejak Taliban mengambil alih kendali pada Agustus 2021 lalu.

"Kita memasuki tahun 2022 dengan tingkat kebutuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya di antara wanita, pria, dan anak-anak Afghanistan. Sebanyak 24,4 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan, ini lebih dari setengah populasi," kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan dilansir BBC, Rabu (12/1/2022).

Amerika Serikat (AS) mengirim bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan pada Selasa (11/1/2022) senilai lebih dari 300 juta dolar AS. Gedung Putih memastikan bantuan tersebut akan langsung disalurkan kepada rakyat Afghanistan tanpa melalui kepemimpinan Taliban.

"Bantuan ini untuk memberikan perlindungan dan tempat berlindung yang menyelamatkan jiwa, perawatan kesehatan penting, serta bantuan musim dingin," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional, Emily Horne, dilansir Al Arabiya.

Amerika Serikat juga akan memberikan satu juta vaksin Covid-19 tambahan ke Afghanistan sehingga jumlah total vaksin menjadi 4,3 juta dosis. “Amerika Serikat berkomitmen untuk mendukung rakyat Afghanistan dan kami terus mempertimbangkan semua opsi yang tersedia. Kami mendukung rakyat Afghanistan,” kata Horne.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement