Kamis 13 Jan 2022 07:32 WIB

Bekerja tanpa APD di Awal Pandemi, Dokter Spanyol Menangkan Gugatan Lawan Pemerintah

Pemerintah dijatuhi hukuman memberi kompensasi dokter hingga 49 ribu euro

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Petugas medis merawat pasien coronavirus di rumah sakit lapangan sementara yang didirikan di Ifema convention and exhibition centre, Madrid, Spanyol, Selasa (31/3). Setelah menghadapi hari ke-17 masa lockdown, pemerintah Spanyol memperketat aturan lockdown serta menghentikan sementara semua pekerjaan konstruksi dan kegiatan ekonomi serta wajib mengisolasi diri dirumah bagi warganya sebagai upaya pencegahan penyakit pandemi COVID-19
Foto: EPA/MADRID REGIONAL PRESIDENCY
Petugas medis merawat pasien coronavirus di rumah sakit lapangan sementara yang didirikan di Ifema convention and exhibition centre, Madrid, Spanyol, Selasa (31/3). Setelah menghadapi hari ke-17 masa lockdown, pemerintah Spanyol memperketat aturan lockdown serta menghentikan sementara semua pekerjaan konstruksi dan kegiatan ekonomi serta wajib mengisolasi diri dirumah bagi warganya sebagai upaya pencegahan penyakit pandemi COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Komunitas medis Spanyol mencetak kemenangan setelah pengadilan memerintahkan pemerintah daerah harus memberi kompensasi kepada dokter hingga 49.000 euro. Kompensasi itu karena dokter harus bekerja tanpa alat pelindung diri (APD) pribadi selama beberapa bulan awal pandemi.

Pengadilan yang berbasis di provinsi timur Alicante memutuskan pada Selasa (11/1/2022) malam bahwa wilayah Valencia gagal melindungi kesehatan para dokternya selama tiga bulan pertama pandemi. Hakim mengatakan bahwa kurangnya pakaian pelindung diri menciptakan bahaya keselamatan dan kesehatan yang serius bagi semua petugas kesehatan, terutama bagi dokter karena mereka terpapar langsung dengan risiko penularan.

Baca Juga

Hakim memerintahkan kompensasi antara 5.000-49.000 euro untuk dibayarkan kepada 153 dokter yang menjadi bagian dari gugatan tersebut. Para dokter yang dipaksa bekerja tanpa perlindungan yang layak tetapi tidak terinfeksi atau dipaksa mengisolasi setelah berhubungan dengan orang yang terinfeksi akan menerima 5.000 euro.

Kompensasi meningkat menjadi 15.000 euro untuk mereka yang terpaksa diisolasi, 35.000 euro untuk mereka yang terinfeksi tetapi tidak memerlukan perawatan di rumah sakit. Sedangkan, 49.000 euro untuk mereka yang memerlukan rawat inap.

Putusan itu mengatakan bahwa administrasi kesehatan wilayah itu gagal memenuhi tugasnya untuk melindungi para dokter sejak mengetahui keberadaan Covid-19 dan, khususnya setelah deklarasi keadaan darurat nasional. Kantor berita Spanyol EFE melaporkan, pemerintah Valencia akan mengajukan banding atas putusan tersebut.

Gugatan yang diajukan oleh serikat dokter adalah yang pertama dimenangkan di Spanyol.  "Putusan ini merupakan terobosan di Spanyol," kata dokter dan sekretaris jenderal Serikat Dokter Valencia CESM-CV yang mengajukan gugatan, Victor Pedrera, Rabu (12/1/2022).

Dokter keluarga itu mengatakan jatuh sakit dengan virus corona tak lama setelah melanda Spanyol pada Maret 2020. Dia menghabiskan dua bulan di rumah dengan kondisi cukup parah dan tanpa tahu tindakan yang perlu dilakukan untuk perawatan.

Spanyol, seperti banyak negara, berjuang untuk memasok petugas kesehatannya dengan pakaian pelindung diri dan masker selama bulan-bulan pertama pandemi. Pemerintah nasional memberlakukan isolasi di rumah yang ketat selama beberapa minggu setelah menyatakan keadaan darurat pada Maret 2020.

Baca: Kucurkan Rp 4,4 Triliun, AS: Kami Tetap Jadi Donor Tunggal Terbesar di Afghanistan

Baca: Udara Beku Kutub Utara Sapu Wilayah Timur Laut AS, Suhunya Menusuk Kulit

Pedrera mengatakan bahwa ada lebih banyak tuntutan hukum yang datang dari kelompok dokter lain di wilayahnya di Valencia. Dia mengharapkan lebih banyak lagi datang dari petugas kesehatan lainnya dari semua jenis di seluruh Spanyol.

“Saya yakin kelompok tenaga kesehatan dan dokter dari daerah lain akan terdorong untuk maju dengan gugatannya sendiri-sendiri. Ini akan menjadi salah satu yang membuka pintu," kata Pedrera. 

Baca: Temukan 2 Kasus Omicron, China Kurung 20 Juta Orang dengan Lockdown 3 Kota

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement