Jumat 14 Jan 2022 16:02 WIB

KFC Diboikot di China karena Promosi Mainan dengan Makanan

Promosi tersebut dinilai mendorong pemborosan makanan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Salah satu gerai KFC di Cina.
Foto: EPA
Salah satu gerai KFC di Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sebuah kelompok konsumen di China menyerukan boikot terhadap promosi mainan makanan KFC karena dinilai mendorong pemborosan makanan. Seperti dilansir dari BBC, Jumat (14/1/2022), Asosiasi Konsumen China (CCA) mengatakan promosi itu membuat beberapa pelanggan menjadi gila-gilaan membeli.

Diketahui KFC meluncurkan promosi minggu lalu dengan Pop Mart, pembuat mainan China yang terkenal dengan mistery boxPelanggan dapat mengumpulkan versi edisi terbatas boneka Dimoo bermata besar dan berwajah bulat saat membeli set makanan KFC tertentu.

Baca Juga

"KFC menggunakan penjualan blind box edisi terbatas untuk menarik pembelian set makanan yang tidak rasional dan berlebihan dari konsumen. Di mana, hal itu bertentangan dengan ketertiban umum, kebiasaan yang baik dan juga hukum," kata CCA dalam sebuah pernyataan dikutip dari BBC.

Promisi tersebut membuat satu pelanggan menghabiskan 10.494 yuan atau sekitar 1.649 dolar AS untuk lebih dari 100 makanan sekaligus untuk mengumpulkan mainan. Sementara makanan yang dibeli bisa di makan atau sekedar dibuang.

Yum China yang mengoperasikan KFC China dan Pop Mart tidak segera menanggapi permintaan komentar dari BBC.

Sebagaimana diketahui, pada tahun 2020, pemerintah China meluncurkan kampanye besar-besaran melawan limbah makanan, yang dipelopori oleh Presiden Xi Jinping.

Presiden Xi menyebut jumlah makanan yang terbuang pada era ini sebagai hal yang mengejutkan dan menyedihkan. Alhasil pemerintah China membuat Kampanye Piring Bersih dengan latar belakang meningkatnya kekhawatiran tentang ketahanan pangan selama pandemi.

Kampanye tersebut pun mendorong para publik figur di China untuk tidak makan secara berlebihan yang ditunjukkan di media sosial. Sementara itu, para pengunjung restoran didesak untuk tidak memesan lebih dari yang bisa mereka makan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement