Selasa 18 Jan 2022 12:40 WIB

Seusai Rights Issue Masih Menurun, Layakkah Saham WSKT Dikoleksi?

Analis Samuel Sekuritas menilai saham WSKT layak dikoleksi usai menerima PMN

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Refleksi layar menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Andreas Kristo Saragin mengatakan saham WSKT masih layak untuk dikoleksi. Prospek positif saham WSKT didukung oleh penerimaan PMN tahap kedua sebesar Rp 3 triliun pada semester II 2022.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Refleksi layar menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Andreas Kristo Saragin mengatakan saham WSKT masih layak untuk dikoleksi. Prospek positif saham WSKT didukung oleh penerimaan PMN tahap kedua sebesar Rp 3 triliun pada semester II 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga penutupan perdagangan bursa pada Senin (17/1), saham emiten PT Waskita Karya (Persero) Tbk bersandi WSKT bertengger di posisi 590. Dalam satu bulan terakhir, pergerakan WSKT cenderung mengalami penurunan di rentang 550-580 dan telah terpangkas sebesar 17,86 persen. 

Meski demikian, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Andreas Kristo Saragin mengatakan saham WSKT masih layak untuk dikoleksi. Prospek positif saham WSKT didukung oleh penerimaan PMN tahap kedua sebesar Rp 3 triliun pada semester II 2022. 

Baca Juga

"Kami memproyeksikan dampak positif setelah dilakukannya rights issue seperti pertumbuhan kontrak baru dan tingkat burn rate yang lebih tinggi yang berasal dari proyek-proyek yang menjadi tujuan penggunaan dana rights issue," kata Andreas. 

Pada tahun ini, perseroan juga memperoyeksikan mampu menutup kerugian dan akan mencapai break event point (BEP). Sementara pada tahun 2023, perseroan berpandangan tekah mampu mendulang laba. 

Andreas pun mempertahankan rekomendasi Beli atas WSKT dengan target di level 1,220. Andreas juga mengingatkan potensi risiko antara lain perolehan kontrak baru dan tingkat burn rate yang lebih rendah dari proyeksi, serta porsi publik dalam rights issue yang tidak terserap maksimal.

Sebelumnya, Waskita telah menyelesaikan proses penambahan modal melalui perdagangan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Dari aksi korporasi ini, Waskita berhasil menerima dana sebesar Rp 9,44 triliun.

Rights issue Perseroan ini terserap 78,95 persen dari target Rp 11 triliun. Namun Perseroan berhasil menerima dana melalui publik sebesar Rp 1,54 triliun dan PMN sebesar Rp 7,90 Triliun. Adapun penebusan saham baru pada rights issue ini mayoritas dieksekusi oleh institusi asing.

Hingga akhir periode perdagangan rights issue pada 12 Januari 2022, komposisi kepemilikan saham Perseroan menjadi 75,35 persen Pemerintah dan 24,65 persen publik dengan jumlah total saham setelah rights issue sebanyak 28.806.807.016 lembar saham. 

Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono mengapresiasi dukungan pemegang saham dalam proses pemulihan kondisi keuangan perseroan. "Ke depan, perseroan akan fokus menjalankan bisnis operasional dengan berbekal kemampuan likuiditas yang jauh lebih baik sehingga mampu memperbaiki kinerja keuangan yang berkelanjutan," kata Destiawan, Selasa (18/1/2022).

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Karya, Taufik Hendra Kusuma menambahkan, perseroan akan melanjutkan implementasi dari 8 Stream Penyehatan Keuangan Waskita. Hal ini terutama melalui aksi korporasi penerbitan obligasi dan sukuk dengan penjaminan Pemerintah pada kuartal pertama tahun ini. 

Baca juga: Insentif PPnBM Diperpanjang, Saham Emiten-Emiten Ini Berpotensi Naik

Adapun target proceeds dari penerbitan obligasi dan sukuk ini sebesar Rp 3,83 triliun dan akan digunakan untuk refinancing obligasi-obligasi yang jatuh tempo di tahun ini serta modal kerja proyek konstruksi Perseroan. "Kami berharap para investor pasar modal maupun fixed income dapat terus memberikan dukungannya pada aksi aksi korporasi Perseroan saat ini maupun di masa mendatang," tambah Taufik.

Sebelumnnya, anak usaha Waskita Karya, yaitu PT Waskita Toll Road (WTR) telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat (PJBB) dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). PJBB dalam rangka divestasi 55 persen kepemilikan WTR pada PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT), Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang memiliki hak konsesi atas ruas tol Cimanggis Cibitung. 

Nilai transaksi yang ditargetkan Perseroan melalui divestasi ini adalah sebesar Rp 1,7 triliun yang terdiri dari Rp339 miliar atas 55 persen kepemilikan WTR pada CCT, serta adanya pengambilalihan 55 persen Shareholder Loan (SHL) oleh SMI senilai Rp 1,4 triliun. Target proceed tersebut setara dengan 7,7 kali Book Value (BV). 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement