Jumat 21 Jan 2022 08:02 WIB

Sekeping Surga yang Kini Porak Poranda

Suriah merupakan negara yang dulunya mendapat julukan Sekeping Surga di Tanah Arab.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Sejarawan Islam, Ahmad Ginanjar Syaban (kiri) saat menjadi pembicara dalam acara Workshop Kebangsaan yang digelar Densus 88 Anti Teror Polri di Kota Bogor, Kamis (20/12).
Foto: istimewa
Sejarawan Islam, Ahmad Ginanjar Syaban (kiri) saat menjadi pembicara dalam acara Workshop Kebangsaan yang digelar Densus 88 Anti Teror Polri di Kota Bogor, Kamis (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Suriah adalah sebuah negara yang terletak di Benua Asia, tepatnya di Asia Barat yang biasanya disebut dengan kawasan Timur Tengah. Sejarawan Islam, Ahmad Ginanjar Sya’ban mengungkapkan, Suriah merupakan negara yang dulunya mendapat julukan Firdausul Arab atau Sekeping Surga di Tanah Arab.

Menurut Ginanjar, ada beberapa alasan yang membuat Suriah mendapatkan julukan istimewa tersebut. Pertama, karena Suriah termasuk negara Arab yang memiliki panorama alam yang sangat indah sekali. Kedua, Suriah mendapatkan julukan tersebut karena memiliki sejarah yang sangat luar biasa.

Baca Juga

Dalam sejarahnya, menurut dia, Suriah pernah menjadi ibu kota Dinasti Umayyah setelah pada masa nabi dan juga Khulafaur Rasyidin. Selain itu, sahabat nabi dan para ulama besar juga banyak yang dimakamkan di Suriah, seperti Khalid bin walid, Muawiyah, Bilal Bin Rabbah, dan juga Imam Nawawi. Bahkan, pahlawan besar sejarah Islam Salahuddin al Ayyubi juga dimakamkan di Suriah.

“Artinya, Suriah ini benar-benar melambangkan kota peradaban,” ujar Ginanjar saat menjadi pembicara dalam acara Workshop Kebangsaan yang digelar Densus 88 Anti Teror Polri di Kota Bogor, Kamis (20/12).

Namun, menurut Ginanjar, sejak 2010 lalu ada satu gelombang gerakan yang tidak diduga-duga. Gelombang ini pada mulanya dipandang bisa untuk dikendalikan oleh pemerintah Suriah. Tapi, kata dia, pada akhirnya gerakan radikal tersebut berada di luar kendali dan menghancurkan negara yang semula mendapatkan julukan Firdausul Arab ini menjadi Jahilul Arab.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement