REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pesantren Tahfidz Fathan Mubiina Putri Hidayatullah Jakarta Selatan menggelar tasyakuran wisuda Khotmil Quran angkatan pertama di Villa Edensor Bogor, Selasa (25/1).
Tasyakuran ini penting sebagai bentuk apresiasi usaha keras dari keberhasilan lima adinda hafidzah santriwati dalam menyelesaikan hafalan Alquran dalam program satu tahun.
Ustadz Zainuddin Mussadad dalam tausiahnya mengatakan bahagia betul orang-orang yang mengambil bagian dari program ini. Lebih khusus kepada orangtua adinda, sebab tak kecil pengorbanan mereka.
“Mereka paling wajib berbahagia hari ini, kedua orangtua yang hadir. Sebab saat ini ada mahkota, ada 70 anggota keluarga yang dijamin masuk surga kata Rasulullah,” kata Ustadz Zain, panggilan akrabnya, seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
“Terima kasih, saya sudah dibawa dalam kemuliaan dan kebaikan. Tidak menjadi penghafal kalau orangtuanya tidak hebat. Ini perlu pengorbanan,” ujarnya.
Anggota Dewan Murobbi Pusat Hidayatullah ini mengaku bersyukur karena dilibatkan mempersaksikan lima penghafal Quran. “Berbahagia sekali, bersyukur, karunia Allah berkumpul di tempat ini, mempersaksikan lima keangungan besar, lima manusia yang dipilih oleh Allah, menjadi pelindung, pejuang dan pecinta Alquran,” tuturnya.
Lagi-lagi abah dari enam anak ini menyampaikan kepada para orangtua bahwa prestasi lima adinda ini ada rahmat yang dijanjikan oleh Allah. Bahkan, kata dia, seandainya ada upaya mengumpulkan tenaga dan materi yang ada di langit dan bumi maka tidak ada bandingannya dengan ayat-ayat Alquran.
“Ini hadiah, bukan berupa jumlah uang, sebab Quran ini rahmat Allah. Berbahagialah mereka, dunianya gembira, akhiratnya gembira,”ungkapnya.
Kepada hadirin, ustadz asal Tasik, Jawa Barat ini berpesan bahwa hidup ini tidak boleh gagal.
Di akhir tausiah, Ust Zain mengatakan semua pengorbanan adinda para hafidzah menjadi amal jariah yang tidak akan terputus bagi siapapun yang mengambil bagian dalam jalan-jalan kemuliaan ini.
“Para penghafal ini mahal harganya. Menghafal ini proyek seumur hidup bahkan sesudah matipun ketika dia dihidupkan kembali oleh Allah, karena mati dulu baru ada surga,” ucapnya mengakhiri.
Kepada siapapun yang berkomitmen, berkontribusi dalam tasyakuran ini, Ustadz Zain mendoakan, makin banyak materi tenaga yang dikeluarkan utamanya untuk Quran makin besar gantinya oleh Allah. “Jangan kikir dengan agama, kelak di hari akhirat mungkin itu yang akan menolong kita,” ujarnya.
Sementara itu, Pimpinan Pesantren Ustadz Ahmad Dahlan menyampaikan, tasyakuran ini merupakan tasyakuran perdana yang dilaksanakan Pesantren Tahfizh Fathan Mubiina Putri secara meriah. “Ini adalah ungkapan rasa syukur kita kepada Allah dan juga sebagai syiar untuk generasi muda agar menjadikan Alquran sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan di dalam Islam,” ungkapnya.
“Kami menganggap ini adalah proyek besar yang Allah berikan dan tentunya proyek besar ini harus sungguh-sungguh kita jalankan dengan kerja sama antara ustadz, ustadzah dan orangtua. Semoga kelak dari Pesantren Tahfidz Fathan Mubiina Putri ini lahir generasi mujahidah-mujahidah tangguh akhir zaman,” ujar Ustadz Dahlan saat sambutan.
Kegiatan ini terlaksana atas dukungan dari berbagai donatur pesantren. “Utamanya keluarga Bapak Priyo Budi Santoso selaku sohibul bait (tuan rumah) yang menyediakan berbagai fasilitas untuk terselengaranya kegiatan tasyakuran ini,” ungkapnya.
Pesantren Tahfiz Fathan Mubiina Putri merupakan pesantren yang dikembangkan Hidayatullah DPD Jakarta Selatan. “Mohon doanya semoga pada tahun 2022 cita-cita mewujudkan pesantren tahfid putra dapat direalisasikan pula,” kata Ustadz Ahmad Dahlan.