REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman bertemu Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, Selasa (25/1/2022) waktu Saudi. Dalam pertemuan itu, kedua pemimpin menyatakan sepakat untuk saling menempatkan duta besar di negara masing-masing "dalam waktu dekat".
Pertemuan Pangeran Mohammed dengan PM Prayuth itu merupakan yang pertama kalinya berlangsung antara pemimpin Saudi dan Thailand sejak kedua negara terlibat perselisihan tersebut. Saudi sebelumnya menurunkan derajat hubungan dengan Bangkok setelah kedua negara terlibat perselisihan diplomatik menyangkut pencurian permata senilai 20 juta dolar AS (sekitar Rp286,7 miliar) pada 1989 oleh seorang warga Thailand yang bekerja sebagai petugas kebersihan di istana seorang pangeran Saudi.
Perselisihan itu kemudian dikenal sebagai "Blue Diamond Affair" atau kasus berlian biru.Satu tahun setelah kasus pencurian, tiga diplomat Saudi di Thailand tewas dalam tiga pembunuhan terpisah, dalam satu malam
.Menurut pernyataan bersama pada Selasa, Prayuth menyatakan "secara tulus menyesalkan adanya kejadian tragis itu di Thailand antara 1989 dan 1990".Prayuth menyatakan pemerintahnya siap "membawa kasus kepada otoritas terkait jika ada bukti baru yang relevan".
Pencurian perhiasan itu sendiri masih menjadi salah satu misteri besar yang belum terpecahkan di Thailand. Kasus tersebut diikuti dengan peristiwa berdarah penghilangan jejak, yang melibatkan beberapa jenderal polisi Thailand.