Kamis 27 Jan 2022 06:37 WIB

Meninjau Jejak Sejarah Islam di Irlandia

Perkembangan cepat Islam di Irlandia baru tampak pada pertengahan abad ke-20

Rep: Suara Muhammadiyah/ Red: Muhammad Subarkah
Muslim di Irlandia (ilustrasi)
Foto:

Pada fase awal, umat Islam di Dublin menghadapi berbagai keterbatasan dalam menjalankan ibadah, dengan yang paling kentara adalah kekurangan tempat untuk melaksanakan shalat. Adakalanya shalat berjamaah diadakan di rumah. Di lain waktu, shalat Jumat harus diadakan di hall yang disewa. Meski demikian para mahasiswa itu tetap memikirkan dan mengusahakan berbagai cara untuk mengatasi persoalan tersebut. Mahasiswa ini menjadi pionir penting dalam pengembangan Islam di Dublin.

Memang, menurut organisasi Islam terkemuka di Irlandia, Islamic Cultural Centre of Ireland (ICCI), salah satu fase penting dalam sejarah Islam di Irlandia ialah pada periode 1950an, ketika sejumlah mahasiswa Muslim dari luar datang ke negara itu untuk menempuh pendidikan tinggi. Selepas lulus kuliah, mereka tidak kembali ke daerah asalnya, melainkan membangun kehidupan di Irlandia. Dengan semakin banyaknya jumlah Muslim di sana, lahir kesadaran untuk mengorganisir kegiatan keislaman di antara umat Islam setempat. Lahirlah Dublin Islamic Society (DIS) pada tahun 1959, yang tujuan awalnya adalah untuk mengusahakan tempat shalat bagi umat Islam.

Karena yang diperlukan tidak hanya tempat shalat secara pribadi, tetapi juga tempat shalat berjamaah, terutama untuk shalat Jumat, maka para mahasiswa di DIS pun berupaya mencari lokasi yang cukup besar. Mereka berhasil mendapatkan lokasi di salah satu pusat kota Dublin, tepatnya di Harrington Street No. 7. Lokasinya dekat dengan kampus, dalam hal ini RSCI. Tempat yang sederhana ini kemudian dikenal sebagai masjid pertama di kota itu.

Tapi, dengan segera menjadi jelas bahwa masjid itu sudah tidak cukup lagi menampung jamaah yang jumlahnya kian lama kian banyak. Memasuki dekade 1960an, muncul ide untuk mencari tempat yang lebih besar lagi, tidak hanya sebagai tempat shalat, tetapi juga sebagai pusat kegiatan dan pelayanan masyarakat.

Selama dua dekade kemudian, sejumlah usaha diadakan, termasuk dengan kampanye penggalangan dana di tahun 1969. Donatur yang didekati oleh para mahasiswa Muslim itu beragam, baik dari kalangan orang tua para mahasiswa sendiri, maupun berbagai lembaga swasta dan pemerintahan lainnya, baik di dalam maupun di luar Irlandia. Pekerjaan ini berhasil mendatangkan bantuan dana yang sangat besar dari pemerintah Abu Dhabi dan Raja Faisal dari Arab Saudi. Dari sana, komunitas Muslim Dublin membeli bangunan di Harrington Street No. 7 itu dan menjadikannya sebagai kantor pusat Muslim Society of Ireland.

Baca juga : Mengapa Miliarder Tuban Kini Kesulitan dan Menganggur?

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement