Jumat 28 Jan 2022 11:06 WIB

Jejak Baru Islam di Selandia Baru

Jumlah Muslim dari luar Selandia Baru mengalami peningkatan pada 1980-an.

Red: Ani Nursalikah
Masjid Al Noor di Selandia Baru. Jejak Baru Islam di Selandia Baru
Foto:

Mulanya Tasman menamai tempat itu sebagai Staten Landt, tapi para pembuat peta Belanda beberapa tahun kemudian menamainya sebagai Nieuw Zeeland, dari mana kemudian nama New Zealand muncul.Selama berabad-abad kemudian, terutama sejak abad ke-18 dan setelahnya, wilayah yang mulanya didiami suku Maori ini didominasi oleh bangsa Eropa.

Selain orang Belanda, wilayah ini juga didatangi oleh para pelaut dan pedagang Inggris serta Prancis. Selain menjadikan wilayah itu sebagai pos dagang serta mencari produk-produk dari orang Maori maupun dari hasil laut di sekitarnya, orang Eropa juga mengirimkan misionaris ke sana.

Jumlah penganut Kristen di kalangan masyarakat Maori, yang mulanya mengikuti kepercayaan animisme, meningkat pada pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20. Orang Maori juga menyerap berbagai aspek budaya Barat lainnya. Namun adakalanya terjadi konflik antara orang Eropa dengan orang Maori, terutama dalam soal penguasaan tanah oleh orang Eropa.

Di masa selanjutnya, Selandia Baru pun diwarnai oleh kehadiran agama-agama lainnya, seperti Islam, Hindu, Buddha, Judaisme, dan Baha’i. Kedatangan Islam ke sana bisa dilacak hingga ke era 1870an atau sekitar 140 tahun yang lalu.

Belum terlalu lama bila dibandingkan dengan kedatangan Islam di Indonesia atau bagian dunia non-Arab lainnya. Menariknya, sementara Islam yang datang ke wilayah di luar Dunia Arab, dalam hal ini Asia Tenggara, dianggap berasal dari Arab, India, dan Persia, kaum Muslim yang pertama kali datang ke Selandia Baru bukanlah berasal dari ketiga wilayah di atas.

Baca juga : Dubes RI Yakin Indonesia Jadi Poros Dunia Moderasi Islam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement