REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kanada, Sabtu (30/1), mengumumkan akan menunjuk seorang perwakilan khusus untuk memerangi Islamofobia sebagai bagian dari strategi anti-rasisme negara itu. Penunjukkan ini dilakukan pasca lima tahun serangan penembakan masjid di Quebec yang mematikan.
“Tahun ini, pada malam peringatan lima tahun aksi teror (Masjid Quebec), Pemerintah Kanada berdiri dan mendukung komunitas Muslim di seluruh Kanada,'' kata pemerintah dalam sebuah pernyataan dilansir dari Anadolu Agency, Senin (31/1).
''Pemerintah menegaskan kembali komitmennya untuk mengambil tindakan mengecam dan mengatasi Islamofobia dan kekerasan yang dipicu kebencian,” sebutnya.
Pemerintah Kanada menggarisbawahi bahwa Islamofobia adalah kenyataan bagi umat Islam di Kanada dan di seluruh dunia. Meski demikian, Kanada menegaskan bahwa membangun negara yang lebih inklusif dan memerangi diskriminasi adalah suatu keharusan. Hal ini juga direkomendasikan selama KTT Nasional tentang Islamofobia yang diadakan pada Juli 2021.
“Penunjukan perwakilan khusus akan menjadi langkah tambahan dalam pekerjaan berkelanjutan pemerintah melalui Strategi Anti-Rasisme Kanada untuk mengatasi Islamofobia dalam segala bentuknya," kata pernyataan itu.
Berbagi pernyataan di media sosial, Perdana Menteri Justin Trudeau menunjukkan perlunya mengakhiri Islamofobia di negara itu. “Islamofobia tidak dapat diterima. Titik. Kita perlu mengakhiri kebencian ini dan membuat komunitas kita lebih aman bagi Muslim Kanada. Untuk membantu itu, kami bermaksud menunjuk Perwakilan Khusus untuk memerangi Islamofobia, ”katanya.
Kanada tahun lalu mendeklarasikan 29 Januari sebagai Hari Peringatan Nasional untuk enam orang yang tewas dan 19 terluka dalam penembakan di masjid Kota Quebec tahun 2017.