Selasa 01 Feb 2022 09:34 WIB

Ratusan Warga NU Surabaya Deklarasikan Gus Muhaimin Capres, Ini Alasannya

Warga Nahdliyin menginginkan capres berasal dari kader NU tulen

Deklarasi Gus Muhaimin capres Pilpres 2024 oleh sejumlah Nahdliyin di Tugu Pahlawan, Surabaya, Senin (31/1/2022). Warga Nahdliyin menginginkan capres berasal dari kader NU tulen
Foto: Dok Istimewa
Deklarasi Gus Muhaimin capres Pilpres 2024 oleh sejumlah Nahdliyin di Tugu Pahlawan, Surabaya, Senin (31/1/2022). Warga Nahdliyin menginginkan capres berasal dari kader NU tulen

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Antusiasme kalangan Nahdliyin untuk mempunyai calon presiden dari kader-kader terbaik mereka terus menguat. Ratusan warga muda Nahdlatul Ulama (NU) Kota Surabaya, Jawa Timur mendeklarasikan dukungan kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) untuk maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024 mendatang.

Deklarasi tersebut dilakukan di kawasan monumen bersejarah Tugu Pahlawan, Kota Surabaya bersamaan dengan tasyakuran Hari Lahir (Harlah) ke-96 NU. 

Baca Juga

Tokoh muda NU yang juga Ketua DPC PKB Kota Surabaya Musyafak Rouf mengatakan, para kader muda NU tersebut berasal dari berbagai badan otonom (banom) NU seperti Fatayat, IPNU, PMII dan Ansor, bersama dengan kader PKB yang menginginkan agar Gus Muhaimin maju sebagai capres 2024. 

”Intinya bahwa kader muda NU yang ada di berbagai banom maupun yang ada di tingkat grassroot, semuanya menginginkan Gus Muhaimin maju dalam Pilpres 2024,” ujar Musyafak Rouf di sela acara deklarasi, Senin  (31/1/2022).   

Menurut Musyafak, Gus Muhaimin adalah kader tulen dan cucu dari pendiri NU, KH Bisri Syansuri yang memiliki sepak terjang cukup panjang di perpolitikan nasional. ”Beliau sudah teruji pernah menjadi menteri, wakil ketua DPR RI termuda, wakil ketua MPR, dan berhasil memimpin PKB yang terus naik perolehan suaranya, baik di Jatim maupun di Pusat,” urainya.  

Terkait acara deklarasi yang digelar bersamaan dengan Harlah ke-96 NU, Musyafak mengatakan bahwa PKB tidak bisa dipisahkan dengan NU. ”Karena PKB memang partai politik yang dilahirkan oleh NU, dan tujuannya untuk menyalurkan aspirasi politik warga NU. Jadi, mau tidak mau warga NU selalu bersama-sama dengan PKB selamanya,” katanya.  

Musyafak mengatakan, dipilihnya Tugu Pahlawan sebagai tempat deklarasi juga bukan tanpa alasan. Sebab, dulu arek-arek Surabaya memperjuangkan kemerdekaannya hingga Surabaya dikenal dengan sebutan Kota Pahlawan. ”Dari Surabaya dulu ada pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan RI. Dari Surabaya pula NU dilahirkan, dan sekarang di Surabaya pula Gus Muhaimin kita deklarasikan sebagai calon presiden 2024,” katanya. 

Senada dengan Musyafak Rouf, Sekretaris DPW PKB Jawa Timur, Anik Maslahah, mengatakan PKB dilahirkan dari NU sebagai wadah aspirasi nahdliyin. Anik mengatakan, di era Orde Baru ketika hanya ada tiga parpol, yakni Golkar, PDI, dan PPP, NU hanya dijadikan pendorong saja, namun aspirasi warga NU kurang bisa tersalurkan. 

Hingga akhirnya para ulama NU mendirikan PKB sebagai satu-satunya saluran politik warga NU. ”Maka sekarang kami generasi muda NU yang ada di Forum Legislatif Jatim, alhamdulillah dalam setahun ke depan ini ada sekitar Rp300 miliar aspirasi yang dibawa Fraksi PKB DPRD Jawa Timur untuk NU di Jatim,” katanya.  

Sebelumnya pada 2020 nilai aspirasinya mencapai Rp211 miliar, dan pada 2021 sebanyak Rp233 miliar. Aspirasi tersebut berupa bantuan untuk sekolah-sekolah NU mulai tingkat RA, TK, MI, MTs, MA, hingga perguruan tinggi. Juga untuk fasilitas kesehatan NU, kantor-kantor NU, banom NU, armada mobil dan berbagai bantuan lainnya. Karena itu, Anik mengajak seluruh warga NU di Jawa Timur, khususnya kalangan muda untuk menyukseskan pencapresan Gus Muhaimin sebagai kader tulen NU.  

Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB, Jazilul Fawaid, mengatakan PKB berniat untuk membuat sejarah baru dengan menjadikan kader tulen NU, Gus Muhaimin yang juga Panglima Santri sebagai Presiden 2024.  

Dia menilai,  Surabaya ini kota bersejarah. NU berkiprah dalam menjadikan Surabaya sebagai Kota Pahlawan melalui peristiwa bersejarah perjuangan para santri dalam mengusir penjajah yang sekrang dikenal dengan Hari Santri 22 Oktober. 

“Di Surabaya pula NU lahir. Mudah-mudahan Panglima Santri kita, Gus Muhaimin bisa menjadi Presiden 2024. Tidak usah ragu atau takut. Kata arek Suroboyo, Rawe-rawe rantas, malang-malang putung,” kata Gus Jazil mengutip semboyan Arek Surabaya dalam perjuangan kemerdekaan yang berarti tanaman yang menjulur-julur harus dibabat habis, yang menghalang-halangi jalan harus dipatahkan.    

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement