REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatan hari ini, Kamis (3/2/2022). Pada perdagangan sesi pertama, IHSG dibuka naik ke level 6.724,39 atau menguat 0,26 persen dari penutupan perdagangan kemarin.
Pagi ini, investor asing memburu saham-saham blue chip terutama dari sektor perbankan seperti BBRI, BBCA, BBNI, BMRI hingga BBTN. Selain itu, saham tambang juga menjadi incaran antara lain ANTM, MEDC dan TINS.
IHSG diperkirakan akan terpengaruh pergerakan Wall Street. "Indeks saham utama di Wall Street semalam mencatatkan kenaikan selama empat hari beruntun di dorong oleh rilis laporan keuangan dari sejumlah perusahaan di sektor teknologi," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Kamis (3/2/2022).
Kenaikan bursa saham ini juga sejalan dengan pergerakan imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS. US Treasury note bertenor 10 tahun terpantau turun sebesar 3 bps menjadi 1,77 persen.
Dari Eropa, menurut riset, investor mencerna rilis data inflasi zona Euro yang naik ke level tertinggi 5,1 persen yoy. Kenaikan inflasi masih di dorong oleh tingginya harga bahan energi serta lonjakan harga bahan makanan.
Adapun Indo Premier Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yang berpotensi menguat. Pertama, Indo Premier menyematkan rekomendasi beli untuk BRMS. Saham ini dinilai prospektif didukung potensi meningkatnya produksi emas serta naiknya harga emas.
Rekomendasi selanjutnya yaitu saham BMRI. Indo Premier Sekuritas melihat saham bank pelat merah ini masih memiliki likuiditas hingga 20 persen untuk disalurkan dalam memicu bisnis kredit.
Selain itu, saham KLBF juga dinilai prospektif didukung alokasi anggaran belanja yang mencapai Rp1 triliun sepanjang tahun ini. KLBF rencananya akan menggunakan sebagian besar dana tersebut untuk penambahan kapasitas prouksi, pembuatan pabrik baru hingga meningkatkan sarana & logistik serta infrastruktur digital.
Terakhir, Indo Premier Sekuritas merekomendasikan beli untuk saham ITMG. Saham emiten tambang ini dinilai prospektif didukung oleh langkah pembukaan kembali ekspor batu bara per 1 Februari 2022.