Senin 07 Feb 2022 17:10 WIB

Dewan Pers: Media Massa Harus Ikuti Perkembangan Digital

Perubahan paling cepat saat ini adalah perkembangan teknologi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ilham Tirta
Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh.
Foto: Antara/Basri Marzuki
Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pers, Muhammad Nuh mengingatkan insan pers dan industri pers untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi. Menurutnya, saat ini perubahan paling cepat dalam kehidupan adalah perkembangan teknologi, baru disusul perubahan bisnis, kemudian perubahan kebijakan.

"Karena itu, insan pers maupun para industri pers paling gampang adalah ikutin perkembangan teknologi itu larinya kemana, maka dia bisa kita jadikan sebagai guidance (pedoman) untuk kita melakukan perubahan-perubahan," ujar Nuh saat menghadiri acara Konvensi Nasional Media Massa dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional 2022, Senin (7/2).

Baca Juga

Ia mengingatkan, jangan sampai insan pers atau industri pers terlambat dalam mengantisipasi perubahan tersebut. Sebab, terdapat beragam konsekuensi jika terlambat mengantisipasi perubahan. Ia mencontohkan, konsekuensi yang bisa ditimbulkan yakni sisi bisnis antara lain keuntungan tetap, menurun bahkan merugi.

"Bahkan sampai kebangkrutan dari perusahaan itu, gara-gara terlambat. Sehingga saatnya sekarang insan pers untuk melakukan percepatan perubahan-perubahan itu sesuai dengan tren dari perkembangan teknologi itu sendiri," kata Nuh.

Menurutnya, hal itu juga berkenaan dengan fenomena metaverse atau bentuk perubahan yang terjadi di masyarakat karena teknologi. Saat ini, kata Nuh, perkembangan teknologi tidak hanya berada di ruang fisik tetapi juga di ruang siber.

Nuh mengatakan, kombinasi ruang fisik (physical space) dan ruang siber (cyberspace) saat ini menjadi hal penting. Bahkan, entitas yang tidak mengeksplor ke siber akan tertinggal.

Karena itu, ia berharap perubahan ini juga diikuti oleh media-media di Indonesia untuk bertranformasi tidak hanya di ruang fisik tetapi juga ruang siber. Ini mengacu data-data pertumbuhan media online yang memanfaatkan cyberspace ternyata mengalami pertumbuhan sangat luar biasa.

"Sehingga kami sangat menyarankan bagaimana caranya kita migrasi dari physical space yang memang sudah lama sekali kita bergelut di situ, memasuki cyberspace, paling tidak kita memasuki hybrid, kombinasi antara physical space dan cyber space," ujar Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.

"Kalau kita bisa melakukan, bukan yang paling kuat yang bisa bertahan, bukan pula yang paling pintar yang bisa bertahan, tetapi siapa yang melakukan perubahan, itulah yang bisa bertahan. Kami berharap insan pers adalah insan yang melakukan perubahan itu bahkan menjadi mesin untuk melakukan perubahan itu," katanya.

Advertisement
Berita Terkait
Yuk Ngaji Hari Ini
لٰكِنِ الرَّاسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ مِنْهُمْ وَالْمُؤْمِنُوْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَالْمُقِيْمِيْنَ الصَّلٰوةَ وَالْمُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَالْمُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ اُولٰۤىِٕكَ سَنُؤْتِيْهِمْ اَجْرًا عَظِيْمًا ࣖ
Tetapi orang-orang yang ilmunya mendalam di antara mereka, dan orang-orang yang beriman, mereka beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad), dan kepada (kitab-kitab) yang diturunkan sebelummu, begitu pula mereka yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat dan beriman kepada Allah dan hari kemudian. Kepada mereka akan Kami berikan pahala yang besar.

(QS. An-Nisa' ayat 162)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement