Rabu 09 Feb 2022 04:00 WIB

Tafsir Surat Hud Ayat 69-70: Ketika Malaikat Bertamu ke Rumah Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim tidak tahu tamunya adalah para malaikat.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Tafsir Surat Hud Ayat 69-70: Ketika Malaikat Bertamu ke Rumah Nabi Ibrahim
Foto: Kemenag
Tafsir Surat Hud Ayat 69-70: Ketika Malaikat Bertamu ke Rumah Nabi Ibrahim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran mengisahkan para malaikat pernah bertamu ke rumah Nabi Ibrahim Alaihissalam. Nabi Ibrahim tidak tahu tamunya adalah para malaikat.

Setelah para malaikat itu mengatakan tujuan yang sebenarnya, Nabi Ibrahim jadi tahu tujuan para malaikat untuk membinasakan kaum sodom di wilayah lain. Hal ini dijelaskan dalam Surat Hud ayat 69-70 dan tafsirnya.

Baca Juga

وَلَقَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُنَآ اِبْرٰهِيْمَ بِالْبُشْرٰى قَالُوْا سَلٰمًا ۖقَالَ سَلٰمٌ فَمَا لَبِثَ اَنْ جَاۤءَ بِعِجْلٍ حَنِيْذٍ

Dan para utusan Kami (para malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, “Selamat.” Dia (Ibrahim) menjawab, “Selamat (atas kamu).” Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. (QS Hud: 69).

Tafsir Kementerian Agama menerangkan ayat ini menjelaskan beberapa malaikat datang mengunjungi Nabi Ibrahim di rumahnya untuk menyampaikan berita gembira kepadanya. Diriwayatkan dari Atha bahwa malaikat-malaikat itu terdiri dari Jibril, Mikail, dan Israfil. Ada pula riwayat yang mengatakan mereka terdiri dari Jibril bersama tujuh malaikat lainnya.

Mereka disambut oleh Nabi Ibrahim dengan sambutan yang baik sekali, karena dia yakin bahwa tamunya yang penuh sopan-santun dan mengucapkan salam sebelum memasuki rumahnya adalah tamu-tamu terhormat dari kalangan orang-orang yang baik. Sudah menjadi kebiasaan bagi orang-orang Arab Badui bila kedatangan tamu, mereka harus disuguhi hidangan yang istimewa, sesuai dengan kesanggupan tuan rumah.

Nabi Ibrahim pun menghidangkan untuk tamu-tamunya makanan yang lezat, yaitu seekor domba yang dibakar di atas batu yang dipanaskan dan mempersilakan mereka menikmati makanan yang istimewa itu. Tetapi tamu-tamu itu tidak mau menyentuh makanan itu, karena mereka adalah malaikat yang menyamar seperti manusia, sedang malaikat tidak membutuhkan makanan dan minuman.

فَلَمَّا رَاٰىٓ اَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ اِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَاَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيْفَةً ۗقَالُوْا لَا تَخَفْ اِنَّآ اُرْسِلْنَآ اِلٰى قَوْمِ لُوْطٍۗ

Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, dia (Ibrahim) mencurigai mereka, dan merasa takut kepada mereka. Mereka (malaikat) berkata, “Jangan takut, sesungguhnya kami diutus kepada kaum Luth.” (QS Hud: 70)

Ayat ini mengandung arti, karena para tamu tidak mau menyentuh makanan lezat yang dihidangkan itu, maka Nabi Ibrahim merasa curiga atas niat baik mereka. Di kalangan orang Arab, bila tamu tidak makan makanan yang dihidangkan itu adalah suatu tanda tamunya bermaksud jahat terhadapnya.

Berbagai macam perasaan seperti curiga, takut, dan lain sebagainya timbul dari hati Nabi Ibrahim dan istrinya melihat sikap tamu-tamunya itu. Hal ini jelas tampak pada air mukanya yang tadinya berseri-seri, lantas berubah menjadi pucat pasi.

Akhirnya para malaikat itu menjelaskan mereka adalah malaikat yang diutus Allah kepada kaum Luth. Para malaikat akan membinasakan mereka karena mereka adalah kaum yang terkutuk yang tidak mengindahkan peringatan Allah.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement