Selasa 08 Feb 2022 19:56 WIB

Epidemiolog: Jangan Remehkan Omicron, Komunikasikan Risiko Agar Publik tidak Kendur Prokes

Narasi yang menyebut omicron tidak seganas delta dapat pengaruhi respons publik.

Ilustrasi Covid-19, varian omicron. Narasi yang menyebut omicron tidak seganas dan tidak seberat infeksi delta akan berpengaruh pada pelemahan respons masyarakat.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19, varian omicron. Narasi yang menyebut omicron tidak seganas dan tidak seberat infeksi delta akan berpengaruh pada pelemahan respons masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, menyerukan semua pihak, baik itu pemerintah maupun masyarakat, agar tak meremehkan varian omicron dari SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Ia mengingatkan, infeksi omicron masih berpotensi tinggi menimbulkan kematian.

Di samping itu, Dicky mendorong pemerintah agar berbenah dalam menjalankan strategi komunikasi risiko karena akan menentukan naik-turunnya respons publik dalam menghadapi pandemi Covid-19. Saat ini, narasi-narasi soal varian omicron tak seganas delta bermunculan di masyarakat.

Baca Juga

Di mata Dicky, bukan soal ganas atau tidaknya dampak yang ditimbulkan, tetapi narasi seperti itu akan berpengaruh pada pelemahan respons masyarakat. Ia khawatir jika pernyataan semacam itu dibiarkan, maka yang terjadi adalah pengabaian terhadap protokol kesehatan (prokes). Padahal, disiplin menerapkan prokes menjadi kunci utama melawan pandemi Covid-19.

"Dan kita sekali lagi harus meluruskan hoaks bahwa ini mild, melemah, dan lain-lain. Itu tidak berdasar karena itu akan membawa ke arah pelemahan respons, pengabaian, dan meremehkan," kata Dicky dalam pesan suara yang diterima di Jakarta, Selasa (8/2/2022).

Untuk meresponsnya penyebaran omicron, menurut Dicky, harus ada mitigasi optimal bagi perlindungan pada kelompok berpotensi kesakitan dan kematian. Dicky mengatakan, kelompok rawan harus diproteksi dengan pemberian dosis booster (penguat) vaksin Covid-19 dibarengi dengan peningkatan 3T, yakni pemeriksaan, pelacakan dan perawatan (testing, tracing, dan treatment).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement