Rabu 09 Feb 2022 01:22 WIB

Pakar Minta Masyarakat Tenang Namun Waspada Hadapi Varian Omicron

Tingginya penularan varian Omicron bisa tingkatkan jumlah BOR rumah sakit

Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan terdapat 19 orang probable terpapar varian Omicron. Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K) meminta masyarakat tenang dan bijak menyikapi meningkatnya kasus Covid-19 yang sebagian berasal dari varian Omicron. Tjandra Yoga menyebut sebagian besar pasien terpapar COVID-19 varian Omicron bergejala ringan dibandingkan dengan varian lainnya.
Foto: Antara
Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan terdapat 19 orang probable terpapar varian Omicron. Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K) meminta masyarakat tenang dan bijak menyikapi meningkatnya kasus Covid-19 yang sebagian berasal dari varian Omicron. Tjandra Yoga menyebut sebagian besar pasien terpapar COVID-19 varian Omicron bergejala ringan dibandingkan dengan varian lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K) meminta masyarakat tenang dan bijak menyikapi meningkatnya kasus Covid-19 yang sebagian berasal dari varian Omicron. Tjandra Yoga menyebut sebagian besar pasien terpapar COVID-19 varian Omicron bergejala ringan dibandingkan dengan varian lainnya. 

“Jadi memang dunia berhadapan dengan varian baru yang penularannya sangat cepat. Namun spektrumnya memang sebagian besar bergejala ringan hampir 80 persen, meski sampai 20 persen ada juga yang bergejala sedang, berat bahkan ada yang sampai meninggal dunia,” tutur dia.

Namun begitu, Prof Tjandra mewanti-wanti apabila jumlah kasusnya meningkat tinggi sekali, maka tentu yang dirawat di rumah sakit bisa juga tinggi, sehingga masyarakat perlu menyikapinya dengan bijak dengan membatasi kegiatan sosial mereka dan memperketat protokol kesehatan.

Baca juga : Satgas: Kekebalan Terhadap Omicron Tinggi Seiring Dosis Booster

“Amerika sudah membandingkan data antara kasus Omicron dan Delta, dan perbandingannya kasus 5 kali lebih banyak dari Delta. Karena jumlahnya lima kali lebih banyak, pasien rumah sakit menjadi 1,8 kali lebih banyak daripada kasus Delta,” ungkap dia.

Saran yang paling penting saat ini adalah pencegahan dan penguatan 3T, serta perluasan cakupan vaksinasi. Vaksinasi menurut Prof. Tjandra jelas bermanfaat untuk mencegah pasien yang terinfeksi Omicron bergejala berat dan masuk rumah sakit.

Persiapan tempat tidur rumah sakit sudah dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi lonjakan kasus dan juga memastikan ketersediaan obat dan alat bantu medis lainnya.

Perlu diperhatikan jaminan ketersediaan petugas kesehatan dan juga keamanan petugas pekerja di rumah sakit. “Pelayanan kesehatan harus diketahui oleh masyarakat bukan hanya rumah sakit. Bisa  perawatan di rumah, di puskesmas, maupun klinik. Ini harapannya bisa memperkuat  jaringan pelayanan kesehatan agar masyarakat tidak terpaku dengan rumah sakit. Jadi  sistem rujukan yang teratur harus lebih baik polanya,” saran Prof. Tjandra.

Baca juga : Sudah Dapat Vaksin Booster, Mengapa Penyintas Covid-19 Masih Bisa Kena Omicron?

Masyarakat diimbau apabila merasakan gejala, jangan ragu untuk melakukan tes, lalu begitu diketahui hasilnya positif, isolasi mandiri harus dilakukan. Isolasi mandiri dievaluasi setiap hari, akan lebih baik untuk dilakukan petugas kesehatan melalui telemedisin.

“Pengawasan dan dukungan keluarga memang sangat penting. Setelah satu minggu  dites ulang untuk memastikan sudah negatif atau belum,” ucap dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement