ANTARIKSA -- Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada hari Senin, 7 Februari 2022, mengumumkan mereka telah memilih perusahaan kedirgantaraan, Lockheed Martin, untuk membangun Mars Ascent Vehicle (MAV). Itu adalah sebuah roket kecil yang akan meluncurkan sampel asli Planet Merah untuk dibawa ke Bumi pada sekitar 10 tahun ke depan.
"Berkomitmen pada (pembangunan) MAV merupakan langkah awal dan konkret untuk menuntaskan rincian proyek ambisius ini, tidak hanya untuk mendarat di Mars, tetapi juga untuk lepas landas dari sana," kata administrator asosiasi untuk sains di Markas Besar NASA, Thomas Zurbuchen.
Menurut dia, pihaknya sudah mendekati akhir dari fase konseptual untuk misi mendatangkan sampel Mars tersebut. Itu akan menjadi sampel pertama dari planet lain yang dibawa ke Bumi. "Begitu di Bumi, mereka dapat dipelajari dengan alat canggih, yang (selama ini) sulit untuk dibawa ke luar angkasa," kata dia.
Mars Sample Return atau membawa pulang sampel Mars adalah misi bersama NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA). Proyek ini berjalan baik berkat robot Perseverence
NASA, yang mendarat di Planet Merah pada Februari 2021. Robot beroda enam telah mengumpulkan sejumlah sampel di permukaan Mars dan akan terus menambahnya sesuai rencana.
Langkah besar berikutnya dijadwalkan dimulai pada 2025-an dengan meluncurkan dua misi tambahan, yaitu Sample Retrieval Lander (SRL) yang dipimpin NASA dan Earth Return Orbiter (ERO) milik ESA.
Rencananya, SRL akan membawa MAV dan robot Fetch milik ESA ke permukaan Mars. Robot penjelajah Fetch kemudian mengambil sampel yang dikumpulkan Perseverance dan membawanya ke MAV. Selanjutnya, MAV meluncur ke orbit di sekitar Planet Merah. Wadah menampung sampel itu kemudian akan bertemu dengan ERO. Nama terakhir akan membawa pulang sample Mars ke Bumi. Dijadwalkan ERO akan sampai Bumi pada awal 2031.
Setelah sampel sampai Bumi, para ilmuwan dari seluruh dunia akan mempelajarinya dalam laboratorium yang dilengkapi teknologi canggih. "Mereka akan mencari tanda-tanda kehidupan kuno di Mars, petunjuk tentang sejarah evolusi planet merah, dan topik menarik lainnya," kata pejabat NASA.
Administrator NASA, Bill Nelson mengatakan, misi terobosan itu akan menjadi inspirasi bagaimana pesawat ruang angkasa pulang-pergi untuk mengambil sampel dari planet lain. Ini juga sebagai langkah signifikan yang ujungnya membantu pengiriman astronot pertama ke Mars.
"Investasi Amerika dalam program Mars Sample Return akan memenuhi tujuan prioritas utama ilmu planet dan menunjukkan komitmen kami terhadap kemitraan global, memastikan NASA tetap menjadi pemimpin dalam eksplorasi dan penemuan," kata Nelson.
Menurut dia, kontrak pembangunan MAV antara NASA dan Lockheed Martin senilai 194 juta dolar AS atau setara Rp 2,79 triliun. Pekerjaan itu akan dimulai pada 25 Februari dan berlangsung selama enam tahun. Selama rentang waktu itu, Lockheed Martin akan membangun beberapa unit MAV untuk pengujian hingga akhirnya unit MAV siap pakai.
Sumber: Space.com