REPUBLIKA.CO.ID, KALBA -- Penyu sisik berbaring tengkurap di atas meja otopsi logam, cangkangnya pucat dan perutnya kencang. Seminggu yang lalu, penyu remaja terdampar di sebuah pantai di Kalba, sebuah kota di pantai timur Uni Emirat Arab (UEA).
Pantai itu dulu masih alami, sekarang pohon bakau dikotori oleh tumpukan sampah yang diseret dari tempat pembuangan terdekat. Sampah-sampah itu tersebar di pantai, kantong plastik, paket, tutup botol sehingga membuat para penyu mati.
Pada awalnya, ahli kelautan Fadi Yaghmour mengekstraksi makanan khas dari bangkai penyu itu, paruh cumi-cumi dan tiram. Kemudian, penyebab kematian penyu sisik menjadi jelas, yaitu balon-balon keriput dan busa plastik, beberapa hal terakhir yang dimakannya.
"Ini mungkin kurang gizi," kata sosok yang telah memeriksa sekitar 200 penyu untuk penelitian pertama tentang subjek dari Timur Tengah ini.