Kamis 10 Feb 2022 03:28 WIB

Perbankan Eropa Khawatir Sistem Pembayaran Jadi Korban Krisis Rusia-Ukraina

BanknItalia, Prancis, dan Austria ialah pemberi pinjaman paling terbuka bagi Rusia.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Seorang warga melintas di jembatan dengan latar belakang Bank Sentral Eropa, Kamis (16/1). Apa yang kini paling ditakuti oleh bank-bank di Eropa di tengah krisis adalah bahwa Rusia dilarang menggunakan sistem pembayaran yang banyak digunakan.
Foto: AP Photo/Michael Probst
Seorang warga melintas di jembatan dengan latar belakang Bank Sentral Eropa, Kamis (16/1). Apa yang kini paling ditakuti oleh bank-bank di Eropa di tengah krisis adalah bahwa Rusia dilarang menggunakan sistem pembayaran yang banyak digunakan.

REPUBLIKA.CO.ID, FRANFURT -- Di tengah kekhawatiran invasi Rusia ke Ukraina, UniCredit Italia telah mundur dari akuisisi potensial di Rusia. Sedangkan Raiffeisen Bank International Austria mengesampingkan ketentuan risiko karena takut akan adanya sanksi terhadap Rusia.

Apa yang kini paling ditakuti oleh bank-bank di Eropa adalah bahwa Rusia dilarang menggunakan sistem pembayaran yang banyak digunakan. Ini adalah salah satu yang menggambarkan langkah yang bakal menjadi bom atom bagi industri keuangan karena akan mencegah pembayaran utang.

Baca Juga

Berikut yang dipertaruhkan bagi bank-bank Eropa, sebab krisis tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

1) Bank negara mana yang paling berpengaruh pada Rusia?

Bank-bank di Italia, Prancis, dan Austria adalah pemberi pinjaman internasional paling terbuka di dunia ke Rusia. Menurut angka dari Bank for International Settlements (BIS), bank Italia dan Prancis masing-masing memiliki klaim luar biasa sekitar 25 miliar dolar AS di Rusia pada kuartal III 2021. Bank-bank Austria memiliki 17,5 miliar dolar AS. Klaim itu lebih besar dibandingkan dengan 14,7 miliar dolar AS untuk Amerika Serikat.

Menurut JPMorgan, bank-bank Eropa dengan anak perusahaan di Rusia paling berisiko terkena sanksi. Studi bank investasi menunjukkan beberapa bank, termasuk UniCredit, RBI, Societe Generale Prancis, dan ING dari Belanda, memiliki eksposur penting ke Rusia.

2) Apa sanksi yang berlaku saat ini?

Sebagai reaksi atas pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014, dan pada tahun-tahun berikutnya, AS dan Uni Eropa memberlakukan sanksi yang mencakup memasukkan orang-orang tertentu ke dalam daftar hitam. Sanksi itu berusaha membatasi akses lembaga keuangan milik negara Rusia ke pasar modal Barat, memberlakukan larangan perdagangan senjata, dan batasan lain pada perdagangan teknologi, seperti untuk sektor minyak. Selama periode itu, eksposur bank asing ke Rusia telah berkurang lebih dari setengahnya, menurut data BIS.

3) Apa sanksi baru yang disinggung Barat untuk Rusia?

Bank-bank Eropa mengamati dengan cermat undang-undang AS untuk memberikan sanksi kepada Rusia. RUU Senat akan menargetkan bank-bank Rusia yang paling signifikan dan utang negara Rusia.

Sementara itu, di Eropa, para perunding mengatakan mereka siap untuk menjatuhkan sanksi ekonomi besar-besaran kepada Rusia jika Rusia menginvasi Ukraina. Meski begitu, para pejabat dan diplomat mengatakan ancaman itu tergantung pada negosiasi kompleks yang melibatkan 27 negara anggota yang masih jauh dari selesai. Negosiasi dilakukan secara rahasia.

Menurut seorang ahli di Jenner and Block, kelompok investigasi, kepatuhan dan pertahanan, Paul Feldberg, sleain memperluas lingkaran lembaga keuangan Rusia, langkah-langkah kemungkinan besar mencakup upaya menjaga sektor energi Rusia gar tak berekmbang. Sanksi ijuga akan berupa memasukkan orang dan perusahaan yang bersekutu dengan Presiden Vladimir Putin ke daftar hitam.

"Kami cenderung melihat lebih banyak individu dan entitas yang ditunjuk daripada yang telah kami lihat sebelumnya," kata Feldberg.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement