Kamis 10 Feb 2022 10:48 WIB

Presiden Fed Cleveland: Kenaikan Suku Bunga 0,5 Poin tak Menarik

Kenaikan suku bunga The Fed tergantung pada seberapa kuat inflasi.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Gedung Bank Setral AS the Federal Reserve. Presiden Fed Bank Cleveland, Loretta Mester, pada Rabu (9/2/2022), mengatakan, kenaikan suku bunga sebesar 0,5 persen tampak tak menarik.
Foto: AP Photo/Patrick Semansky
Gedung Bank Setral AS the Federal Reserve. Presiden Fed Bank Cleveland, Loretta Mester, pada Rabu (9/2/2022), mengatakan, kenaikan suku bunga sebesar 0,5 persen tampak tak menarik.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, harus bergerak lebih cepat daripada sebelumnya untuk menghapus akomodasi dan menjinakkan inflasi yang jauh di atas target. Namun, The Fed mungkin tidak perlu memulai kenaikan suku bunga dengan kenaikan setengah poin pada Maret.

Hal itu disampaikan Presiden Fed Bank Cleveland, Loretta Mester, pada Rabu (9/2/2022).

Baca Juga

Mester menjelaskan, inflasi dapat mereda hingga di atas 2,0 persen akhir tahun ini, karena beberapa kendala pasokan teratasi dan bank sentral AS menghapus beberapa dukungan yang diberikannya kepada perekonomian selama pandemi virus corona. "Saya tidak suka mengambil apa pun dari meja," kata Mester selama acara virtual yang diselenggarakan oleh European Economics and Financial Centre (Pusat Ekonomi dan Keuangan Eropa).

"Tapi, Anda tahu, saya tidak berpikir ada kasus yang menarik untuk memulai dengan kenaikan suku bunga 50 basis poin".

Mester, yang memiliki suara tahun ini pada keputusan kebijakan moneter, mengatakan kenaikan suku bunga akan "bermain" pada setiap pertemuan The Fed. Kenaikan suku bunga di masa depan setelah pertemuan 15-16 Maret akan tergantung pada kekuatan inflasi dan seberapa moderatnya atau bertahan.

Mengacu pada neraca The Fed, Mester mengatakan, bank sentral perlu bergerak lebih cepat untuk mengurangi portofolionya yang hampir 9 triliun dolar AS daripada sebelumnya. Mungkin, The Fed juga perlu mempertimbangkan untuk menjual beberapa sekuritas berbasis hipotek.

The Fed mengatakan, bulan lalu bahwa mereka ingin mengambil pendekatan pasif terutama untuk menyusutkan portofolionya. Tetapi Mester mengatakan mungkin perlu menjual beberapa kepemilikan hipotek untuk memenuhi tujuannya memiliki portofolio yang berinvestasi terutama di sekuritas obligasi pemerintah dalam jangka panjang.

"Saya akan mendukung penjualan beberapa sekuritas berbasis hipotek kami di beberapa titik selama periode pengurangan untuk mempercepat konversi komposisi portofolio kami menjadi obligasi pemerintah," kata Mester.

Penjualan aset tidak serta merta menjadi langkah pertama bagi The Fed, melainkan sesuatu yang perlu dipertimbangkan nanti untuk kepemilikan hipotek. Sebab, sekuritas obligasi pemerintah dalam portofolio memiliki durasi yang lebih pendek dan cenderung keluar dari neraca dengan cepat, kata Mester kepada wartawan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement