REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing bersih masuk atau net inflows di pasar keuangan domestik mencapai 1,1 miliar dolar AS sejak 1 Januari hingga 8 Februari 2022. Berlanjutnya aliran modal asing bersamaan dengan pasokan valuta asing domestik, persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, dan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar BI pun berhasil menopang penguatan rupiah.
"Nilai tukar rupiah terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Februari 2022 di Jakarta, Kamis (10/2/2022).
Pada 9 Februari 2022, ia menyebutkan kurs rupiah menguat 0,17 persen secara point to point, meski demikian posisi tersebut melemah 0,27 persen secara rerata dibandingkan dengan level Januari 2022. Dengan perkembangan ini, rupiah sampai dengan 9 Februari 2022 terdepresiasi sekitar 0,73 persen dibandingkan dengan level akhir 2021, sejalan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Filipina 0,71 persen, India 0,65 persen, dan Korea Selatan 0,62 persen.
Selain rupiah, kinerja aliran masuk modal asing di pasar keuangan tersebut juga berpotensi menopang neraca transaksi modal dan finansial tetap surplus pada tahun 2022. Dengan demikian, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada tahun ini diperkirakan tetap terjaga dengan defisit transaksi berjalan yang tetap rendah dalam rentang 1,1 persen sampai 1,9 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Perkiraan tersebut juga didorong oleh posisi cadangan devisa Indonesia akhir Januari 2022 yang tetap tinggi, yakni 141,3 miliar dolar AS," ucap Perry.