Jumat 11 Feb 2022 11:42 WIB

Kasus Omicron Meningkat Lagi, Inggris Tetap Akhiri Aturan Ketatnya

Inggris akan menghapus aturan isolasi mandiri sebulan lebih cepat

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Christiyaningsih
 Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Inggris akan menghapus aturan isolasi mandiri sebulan lebih cepat. Ilustrasi.
Foto: AP/Olivier Matthys
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Inggris akan menghapus aturan isolasi mandiri sebulan lebih cepat. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Menurut sebuah penelitian, kasus Omicron telah memuncak untuk kedua kalinya tahun ini di Inggris. Meskipun risiko terburuk telah berakhir, angka rawat inap dan kematian telah menurun jauh.

Tingkat infeksi kembali melonjak setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan penghapusan isolasi mandiri. Studi ZOE Covid memperkirakan ada 203.973 kasus baru gejala Covid-19 di Inggris. Angka ini meningkat 4,5 persen atau 195.068 kasus yang dilaporkan pekan lalu dan dibandingkan dengan puncak sebelumnya 208.471 kasus harian pada 6 Januari 2022 lalu.

Baca Juga

Satu dari 25 orang di Inggris saat ini mengalami gejala Omicron. Dilansir The Sun pada Kamis (9/2/2022), studi memprediksi akan ada lebih banyak lagi yang tidak menunjukkan gejala. Rawat inap pekanan turun 12 persen pekan ini, dengan 1.200 penerimaan per hari, dan kematian turun 16 persen dengan 276 per hari.

Data ZOE pekan ini menunjukkan kasus sekarang melambat di semua kelompok umur, selain dari kelompok usia 18-34 dan di atas 75 tahun yang mengalami peningkatan. Epidemiolog King's College London dan ilmuwan utama dalam studi tersebut, Profesor Tim Spector, menyebut masih terlalu dini untuk mengatakan efek long Covid sebagai akibat dari infeksi Omicron atau efek dari varian BA.2.

Penelitian terbaru tentang varian BA.2 yang dijuluki Omicron Siluman menyebar 33 persen lebih cepat dan kebal booster. Namun tidak ada data yang menunjukkan hal tersebut sehingga para ilmuwan saat ini tidak khawatir. “Terlepas dari keputusan tergesa-gesa pemerintah untuk mengakhiri semua pembatasan bulan ini, dan pesan yang dikirimkan ini, hal tersebut tidak berarti pandemi telah berakhir," ujar Spector.

“Kita semua harus berusaha menjadi warga negara yang baik dengan terus isolasi mandiri ketika sakit, serta melindungi diri kita sendiri dan orang lain dari apa yang bisa menjadi infeksi yang sangat buruk,” imbuhnya.

Sebelumnya, Perdana Menteri mengatakan pada Rabu lalu bahwa dia akan mempresentasikan rencana untuk 'hidup berdampingan dengan Covid' dalam beberapa hari ke depan. Aturan isolasi mandiri saat ini akan berakhir sebulan lebih awal dari yang direncanakan dihapus pada 24 Maret 2022.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement