REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyalurkan bantuan sosial program keluarga harapan (PKH) sebesar Rp 11 triliun, bansos sembako reguler sebesar Rp 16,6 triliun, bansos sembako PPKM sebesar Rp 2,4 triliun, dan bansos penanganan kemiskinan ekstrem sebesar Rp 236,9 miliar pada Desember 2021.
Penyaluran berbagai bansos oleh BRI dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya melalui petugas BRI Herman Husaleka yang mengikuti seleksi dan bergabung dengan BRI sejak 2017 sebagai petugas penyalur bantuan pemerintah."Alhamdulillah, lolos sampai sekarang," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (12/2/2022).
Sejak itu, Herman pun dipercaya untuk menjalankan tugas sebagai penyalur bantuan di BRI Kantor Cabang Pembantu Sula dengan wilayah kerja yang sangat luas karena berupa kepulauan. Hal itu membuat Herman sering mengalami kendala yang dihadapinya dalam menyalurkan bantuan salah satunya ketika cuaca buruk, sehingga jika cuaca tidak mendukung, maka ia kesulitan menggunakan transportasi laut, sehingga penyaluran bantuan tertunda."Kalau di laut, tergantung cuaca. Kalau cuaca buruk, saya terpaksa menunggu sampai cuaca bagus sampai kadang saya harus menginap," ujarnya.
Untuk menyalurkan bantuan, ada dua transportasi yang biasa digunakan oleh Herman yaitu sepeda motor untuk menempuh jalur darat dan perahu kecil bermesin untuk mobilitas antarpulau.
Selain itu, kendala lainnya yakni gangguan jaringan. Misalnya Agen BRILink di pulau paling ujung yang harus beberapa kali naik perahu datang ke Sula."Kartu mengalami disable, PIN terblokir. Kalau sudah begitu mesti naik perahu dari kampung ke kecamatan. Dari kecamatan nunggu kapal ke sini. Tiket perahu pulang pergi bisa Rp 500 ribu perbaikan kartu," ucapnya.
Meski memiliki banyak tantangan, Herman mengaku sangat menikmati profesinya karena dapat menyalurkan bantuan desa-desa hingga turun langsung ke lapangan dan melihat kondisi masyarakat langsung.