Ahad 13 Feb 2022 09:15 WIB

Gus Nabil: NU dan PDIP Harmonis dan Saling Melengkapi

NU dan PDIP konsisten bekerja sama mengawal kesatuan dan nasionalisme di Indonesia.

Anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen mengatakan, selama ini Nahdlatul Ulama (NU) dan PDI Perjuangan (PDIP) sangat harmonis dan saling melengkapi. Keduanya mencerminkan dua elemen terbesar bangsa Indonesia, yakni keislaman dan nasionalisme. (Foto: Dokumentasi)
Foto: Republika/Muhyiddin
Anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen mengatakan, selama ini Nahdlatul Ulama (NU) dan PDI Perjuangan (PDIP) sangat harmonis dan saling melengkapi. Keduanya mencerminkan dua elemen terbesar bangsa Indonesia, yakni keislaman dan nasionalisme. (Foto: Dokumentasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen mengatakan, selama ini Nahdlatul Ulama (NU) dan PDI Perjuangan (PDIP) sangat harmonis dan saling melengkapi. Menurutnya, keduanya mencerminkan dua elemen terbesar bangsa Indonesia, yakni keislaman dan nasionalisme.

"NU jelas mewakili wajah Islam Indonesia yang moderat, toleran, damai, serta berakar pada tradisi dan nilai-nilai keindonesiaan. Sementara itu, PDIP merupakan partai yang menjadi rumah aspirasi bagi kelompok nasionalis. Secara simbolis, hijau (NU) dan merah (PDIP) ini mewakili Indonesia," kata Gus Nabil, sapaan akrab Muchamad Nabil Haroen, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (12/2/2022).

Baca Juga

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama ini juga mengatakan, NU dan PDIP senantiasa konsisten bekerja sama mengawal kesatuan dan nasionalisme di Indonesia. Keduanya, kata Gus Nabil, konsisten mengusung nilai-nilai persatuan, kesatuan, dan semangat membela tanah air, apa pun konsekuensi politik dan sosialnya.

"Sejak awal, NU dan PDIP berkomitmen menjaga agar bangsa Indonesia terus kuat dan terjaga dari gempuran kekuatan apa pun yang ingin merusak perdamaian dan kesatuan," tambahnya.

Karena peran-peran besar dan harmonisasi antara NU dan PDIP, Gus Nabil pun merasa bersyukur dapat menjadi bagian dari kedua belah pihak tersebut. "Sebagai santri, kader NU, dan Ketua Umum Pagar Nusa NU yang selama ini berkhidmat secara politik di PDIP, saya sungguh bersyukur menjadi bagian dari keduanya. Saya ingat betul, sejak ditugaskan kiai untuk ikut mewarnai PDIP berkhidmat kepada Indonesia," ujarnya.

Untuk saat ini, Gus Nabil pun memandang kolaborasi antara NU dan PDIP menjadi semakin relevan, terutama di tengah berbagai kontestasi ideologi dan politik yang ingin merongrong NKRI dari berbagai sisi.Ia juga memandang kedua pihak tersebut dapat saling melengkapi untuk menguatkan Indonesia menuju Presidensi G20. 

Menurut Gus Nabil, hal itu dapat dilakukan karena NU memiliki ribuan kader yang tersebar di 35 negara dan PDIP sebagai kekuatan politik terbesar di Tanah Air sekaligus tulang punggung pemerintahan berperan mengonsolidasi kekuatan diaspora Indonesia beserta jaringan internasional untuk menguatkan posisi Indonesia di mata dunia. "Ini sangat tepat momentumnya di tengah amanah Indonesia dalam Presidensi G20 pada tahun 2022," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau biasa disapa Gus Yahya menyebutkan bersinergi dengan PDI Perjuangan bisa membawa kemaslahatan bangsa. "Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan bukan hanya sekedar partner, tapi akan menjadi salah satu komponen senyawa di dalam perjuangan. Dan jelas ke depan kita akan lihat, langkah yang diambil dan dijalankan Nahdlatul Ulama selama kedua belah pihak setia kepada semangat dasar perjuangannya, ini akan menjadi sinergi yang mudah-mudahan membawa kemaslahatan yang besar untuk bangsa, negara, dan untuk kemanusian," kata Gus Yahya saat Peringatan Harlah Ke-96 Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar PDIP secara hybrid, di Jakarta, Sabtu.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan antara visi PDIP dengan Nahdlatul Ulama (NU) memiliki garis besar yang sama mengenai persatuan Indonesia, bahkan dunia. "Hubungan itu pulalah yang membuat kedua organisasi ini melangkah beriringan dan saling membutuhkan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement