REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Pada Februari, biasanya film-film bertema cinta akan banyak menghiasi platform film. Bagi sebagian orang, itu mungkin hal menyenangkan. Namun bagi sebagian lainnya yang "frustrasi" pada dunia percintaan, mungkin itu hal tak menyenangkan.
Jika seseorang sudah bersikap sinis terhadap genre ini, film romansa sepertinya bukan sesuatu yang ingin ditonton. Namun, sebagai genre, drama romansa bagai payung yang luas.
Sutradara yang berbeda membuat cerita romansa menjadi berbeda pula. Ada sutradara yang sukses mengangkat kisah kebiasaan normal yang dapat menawarkan sesuatu untuk semua orang. Bahkan penonton yang sinis terhadap genre ini, kemungkinan akan menikmati film romansa jika filmnya tepa.
Berikut adalah lima film romansa yang dapat menjadi pilihan bagi kamu yang membenci film percintaan:
1. 500 Days of Summer
Sejak ditayangkan perdana di Sundance Film Festival pada 2009, 500 Days of Summer menjadi hit instan dan digembar-gemborkan sebagai jenis film romansa yang berbeda. 500 Days of Summer menceritakan Tom (Joseph Gordon-Levitt) saat ia bertemu Summer (Zooey Deschanel).
Film ini memberikan sudut pandang Tom kepada penonton tetapi juga menunjukkan sisi Summer ke satu titik utuh, karena dia jelas dengan niatnya sejak awal. Dalam bukunya yang populer selama bertahun-tahun, Summer terlihat sebagai "penjahat". Namun di film ,Tom-lah yang terlihat sebagai "penjahat". Film ini menjanjikan sebuah cerita tentang cinta, tetapi mengungkapkan bahwa itu benar-benar sebuah cerita anti-cinta, atau setidaknya penggambaran yang menyentuh hati tentang bahaya jatuh cinta dengan ide untuk mencinta.
2. Eternal Sunshine of the Spotless Mind
Film ini adalah campuran romansa dan fiksi ilmiah, yang menceritakan Joel (Jim Carrey) saat ia menjalani prosedur untuk menghapus ingatan pacarnya Clementine (Kate Winslet), setelah mengetahui bahwa dia melakukan prosedur yang sama. Film ini mengeksplorasi hubungan Joel dan Clementine melalui ingatannya yang perlahan terhapus selama proses tersebut, dan saat Joel tidur dia mulai melawan prosedur tersebut, menyadari bahwa dia tidak ingin melupakannya. Film ini berpendapat bahwa cinta bisa menjadi hal yang indah sekaligus kejam.
Kisah keduanya juga mengajarkan bahwa kenangan menyakitkan dan kenangan indah harus hidup berdampingan satu sama lain. Setiap penonton kemungkinan akan mengingat situasi serupa di mana mereka berharap bisa melupakannya. Film berakhir dengan rasa yang lebih pahit dan rumit, penonton dibiarkan bertanya-tanya apakah hubungan itu berhasil atau gagal.
3. Obvious Child
Mengisahkan Donna (Jenny Slate), seorang komedian stand-up yang setelah mabuk semalaman dengan Max (Jake Lacey), mendapati dirinya hamil dan memutuskan untuk melakukan aborsi. Meskipun subjeknya mungkin membuat beberapa penonton tidak tertarik, untuk film tentang topik kontroversial seperti itu, Obvious Child agak netral dan memperlakukannya lebih seperti fakta kehidupan.
Premis dasar datang dari frustrasi sutradara Gillian Robespierre dengan serangkaian film pada 2007 seperti Juno, Knocked Up, dan Waitress yang berurusan dengan kehamilan yang tidak direncanakan. Obvious Child lebih menjadi subversi dari film-film tersebut, tapi menawarkan cerita lucu dan tidak sentimental.
4. WALL-E
Jika romansa manusia terlalu banyak, selalu ada film Pixar tercinta seperti WALL-E. Ceritanya mengikuti satu robot kesepian bernama WALL-E, yang telah melakukan pekerjaannya membersihkan Bumi sendirian selama 700 tahun, ketika suatu hari dia jatuh cinta dengan droid penyelidikan bernama EVE.
WALL-E mengikutinya ke luar angkasa, dan mereka memulai perjalanan untuk menyelamatkan umat manusia. WALL-E mendapat pujian dari seluruh dunia ketika dirilis, dan menjadi box office smash karena penonton jatuh cinta dengan kisah robot menawan dan pencarian pasangannya.
5. Harold and Maude
Film 1971 yang disutradarai oleh Hal Ashby ini mengisahkan Harold (Bud Cort), seorang pemuda yang memiliki ketertarikan dengan kematian. Lalu saat ia terhubung dan jatuh cinta dengan Maude (Ruth Gordon) yang berusia 79 tahun, ia diajarkan pentingnya menjalani hidup secara utuh.
Meskipun awalnya gagal sebagai box office, Harold and Maude mendapatkan pengikut setia karena humornya yang mengerikan, hati yang besar, dan OST ikonik yang ditulis oleh Cat Stevens. Film ini telah berulang kali masuk di antara Daftar Terbaik selama bertahun-tahun.
Baru-baru ini, Harold and Maude merayakan rilis blu-ray remaster ulang tahun ke-50. Ini adalah film offbeat yang menyenangkan untuk seseorang yang mencari jenis romansa yang berbeda, terutama yang memiliki selera humor yang gelap.