REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak perbedaan pendapat terkait akhir waktu shalat Isya. Sebagian ulama berpendapat akhir waktu isya adalah tengah malam sedangkan pendapat lain menyebut bahwa akhir waktu shalat isya adalah sebelum waktu subuh.
Ketua Umum PB Al Washliyah Ustaz Masyhuril Khamis menjelaskan terkait perbedaan pendapat waktu shalat Isya ini. Terdapat tiga pendapat mengenai hal ini.
Pertama, waktu shalat isya ampai terbit Fajar Shadiq (masuk waktu subuh). "Pendapat ini adalah madzhab Syafi'i, Hanafi dan sebagian madzhab Maliki. mereka berargumen dengan hadist,
إِنَّمَا التَّفْرِيطُ أَنْ يُؤَخِّرَ الصَّلاةَ حَتَّى يَدْخُلَ وَقْتُ الأُخْرَى
Dari Abi Qatadah radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Tidaklah tidur itu menjadi tafrith, namun tafrith itu bagi orang yang belum shalat hingga datang waktu shalat berikutnya". (HR. Muslim)," ujar dia kepada Republika
Pendapat kedua disebutkan waktu shalat isya sampai sepertiga malam saja. Ulama yang berpendapat demikian adalah madzhab Maliki.
Mereka berdalil dengan hadist tentang malaikat Jibril bahwasanya Jibril pada hari kedua ketika mengajarkan shalat kepada nabi, beliau datang di sepertiga malam pada shalat isya.
ثُمَّ صَلَّى الْعِشَاءَ الآخِرَةَ حِينَ ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ (الترمذي)
Pendapat ketiga adalah waktu Jawaz (boleh) sampai sepertiga malam. Waktu darurat sampai subuh. Pendapat yang ketiga adalah madzhab Hambali dengan menggabungkan kedua pendapat sebelumnya.