REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan saham sektor konsumsi masih terlihat lesu beberapa tahun belakang, terutama sejak pandemi melanda pada 2020. Tingkat konsumsi yang rendah akibat penurunan daya beli disebut menjadi sentimen negatif sektor tersebut.
Kondisi ini tecermin pada beberapa saham sektor konsumsi, salah satunya PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Dalam lima tahun terakhir, UNVR telah terkoreksi sebesar 56,91 persen. Bahkan sejak awal 2022, saham UNVR terpangkas 5,11 persen dan saat ini berada diposisi 3.900.
Equity Analyst Sinarmas Sekuritas Elvira Natalia mengatakan, pandemi semakin menggerogoti daya beli masyarakat dan menyebabkan pergeseran perilaku konsumen. Menurutnya, 2021 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi UNVR.
"Penurunan daya beli masih terjadi sehingga mengakibatkan perusahaan kehilangan pangsa pasar karena peningkatan kompetisi," kata Elvira dalam risetnya dikutip Selasa (16/2/2022).
Pendapatan UNVR sampai kuartal III 2021 turun 7,5 persen YoY. Margin laba kotor berada di level 50,3 persen atau turun 170 bps YoY karena harga bahan baku yang masih tinggi. Manajemen memperkirakan kenaikan harga komoditas belum akan meresa dalam waktu dekat. Artinya tekanan margin masih berpotensi terjadi.
Sinarmas Sekuritas mempertahankan peringkat Netral untuk saham UNVR dengan target price (TP) di level 4.300. Saat ini, saham UNVR masih bergerak direntang 3.800-3.900. Kekhawatiram akan kenaikan bahan baku serta perubahan perilaku konsumen disebut masih akan menekan pergerakan saham UNVR.
Sentimen yang sama diperkirakan juga akan menghadang gerak laju saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Dalam lima tahun terakhir, saham ICBP telah terpangkas sebesar 12,76 persen dan sejak awal tahun telah terkoreksi 1,44 persen.
Meski demikian, Elvira melihat, kinerja perseroan yang positif membuat saham ICBP cukup resilience di tengah pandemi hingga saat ini. "Pada dasarnya ICBP cukup tangguh diantara sesama pemain lainnya. ICBP membuktikan kinerjanya tangguh dengan pendapatan naik sebesar 25,7 persen yoy per September 2021," kata Elvira.
Elvira melihat, kinerja keuangan ICBP akan semakin baik pada tahun 2022. Ia pun menyematkan rekomendasi beli untuk saham ICBP dengan TP di level 10.800. ICBP hari ini bergerak direntang 8.475-8.600. Menurut Elvira, ICBP memiliki valuasi yang menarik dan pandangan positif ke depannya.
Sementara itu, Elvira menilai, saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) diuntungkan dengan situasi pandemi saat ini. Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan telah membuat konsumen lebih memperhatikan kesehatan dan kebugarannya.
Setelah hampir dua tahun pandemi, lonjakan permintaan masih terlihat di sektor kesehatan dan farmasi di luar sektor FMCG lainnya. Tuntutan untuk suplemen herbal dan multivitamin tetap tinggi seiring meningkatnya kesadaran menjaga kesehatan.
Produk Tolak Angin terus membukukan kinerja baik sehingga pendapatan SIDO per September 2021 pun naik 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tolak Angin diyakini akan tetap menjadi pendorong pertumbuhan utama di sepanjang 2022.
Sinarmas Sekuritas pun mempertahankan rekomendasi beli dengan potensi pergerakan harga saham meningkat di rentang 10-15 persen dalam jangka waktu 12 bulan ke depan. SIDO dinilai menarik karena didukung beberapa sentimen positif antara lain memiliki potensi pertumbuhan yang kuat, kemampuan mempertahankan margin hingga neraca dagang yang sehat.