Ahad 20 Feb 2022 00:02 WIB

WHO: Kondisi Saat Ini Cukup Ideal untuk Kemunculan Varian yang Lebih Menular

WHO mengingatkan dunia untuk mewaspadai kemunculan varian lain yang lebih menular.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Reiny Dwinanda
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan masyarakat dunia untuk tetap waspada akan kemunculan varian virus penyebab Covid-19 yang lebih menular dan berbahaya.
Foto: AP/Denis Balibouse/Reuters Pool
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan masyarakat dunia untuk tetap waspada akan kemunculan varian virus penyebab Covid-19 yang lebih menular dan berbahaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Jumat (18/2/2022) menyerukan kerja sama dan kolaborasi dalam menghadapi ancaman bersama dari pandemi Covid-19. Ia memperingatkan masyarakat dunia untuk tetap waspada akan kemunculan varian virus penyebab Covid-19 yang lebih menular dan berbahaya.

"Saat ini kondisinya cukup ideal untuk munculnya varian virus yang lebih menular dan berbahaya," kata Ghebreyesus saat berbicara di Munich Security Conference, seperti dilansir India Today, Sabtu (19/2/2022).

Baca Juga

Ghebreyesus menyebut bahwa masyarakat dunia saat ini harus fokus pada upaya mengakhiri pandemi. Ia mengaku tak pernah menyangka bahwa pandemi akan memasuki tahun ketiganya setelah kasusnya meledak, surut, dan meledak lagi.

"Bahkan, kondisi itu ideal untuk munculnya varian yang lebih menular, lebih berbahaya," ujarnya.

Di sisi lain, tingkat keparahan dari penyebaran varian omicron yang lebih rendah dikombinasikan dengan cakupan vaksin yang tinggi di beberapa negara, menurut Ghebreyesus, mendorong narasi berbahaya bahwa pandemi telah berakhir. Ia mengingatkan, sesungguhnya pandemi belumlah berakhir.

Ghebreyesus mengungkapkan 70 ribu orang dalam sepekan meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dan diobati ini. Sementara itu, 83 persen populasi Afrika belum menerima dosis tunggal vaksin Covid-19.

"Pandemi belum berakhir ketika sistem kesehatan terus tegang akibat beban kasus, ketika kita memiliki virus yang sangat menular yang beredar hampir tidak terkendali dengan pengawasan yang terlalu sedikit untuk melacak evolusinya," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement