Ahad 20 Feb 2022 08:06 WIB

Jali-jali, Nama Jensi Buah di Betawi

Bubur jaki kuliner yang dijajakan keliling

Pohon Jali Jali
Foto: Ridwan Saidi
Pohon Jali Jali

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, dan Budayawan Betawi.

Jali-jali itu flora,  foto di atas. Buahnya sebesar tekokak, enak kalau makannya campur bubur, namanya bubur jali. Ini kuliner yang dijajakan keliling. Ini mengilhami terciptanya lagu Betawi paling  beken jali-jali.

Itu Jali-Jali. Kalaunama jalan di Pasar Minggu Pol Tangan bukan dari jempol tangan. Pol Tangan itu Pohon Turk, Turk bangsa di Caucasia. Mangga banyak jadi nama kampung: Mangga Dua, Mangga Besar, Mangga Rai, Mangga Monyet (Taman Puring).

Mangga itu bukit.

Mangga Dua bukit lebar

Mangga Besar bukit besar.

Mangga Rai bukit kecil.

Mangga Monyet serupa buah bintaro, bentuk macam mangga tapi tak bisa dimakan. Ini serupa bukit kalau dilihat dari Jl Bumi.

Kalau buah mangga? Mangga dari mango, baca manggo. Ada toponim Jurang Mangu, di Semarang Tawang Mangu. Keduanya ditulis dan dibaca mangu, tanpa g.

Gang Kweni tanpa Mangga karena tak  ada bukit. Kalau diamati dengan seksama memang tekstur bukit nyata pada toponim dengan Mangga.

Narasi di atas gambarkan kompleksnya lexycon Betawi. Ikuti yang berikut:Lio, sarang

Maruga,  in english ring

Tolé, monotheism

Tolé-tolé, perduli

Rong, melihat

Rong-rong, menyusahkan

Sangat mungkin dari list lecxicographi ini ada kesamaan dengan daerah lain. Di provinsi NTT ada Manggarai. Artinya bisa sama bisa juga beda dengan yang di Jakarta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement