REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, dan Budayawan Betawi.
Jali-jali itu flora, foto di atas. Buahnya sebesar tekokak, enak kalau makannya campur bubur, namanya bubur jali. Ini kuliner yang dijajakan keliling. Ini mengilhami terciptanya lagu Betawi paling beken jali-jali.
Itu Jali-Jali. Kalaunama jalan di Pasar Minggu Pol Tangan bukan dari jempol tangan. Pol Tangan itu Pohon Turk, Turk bangsa di Caucasia. Mangga banyak jadi nama kampung: Mangga Dua, Mangga Besar, Mangga Rai, Mangga Monyet (Taman Puring).
Mangga itu bukit.
Mangga Dua bukit lebar
Mangga Besar bukit besar.
Mangga Rai bukit kecil.
Mangga Monyet serupa buah bintaro, bentuk macam mangga tapi tak bisa dimakan. Ini serupa bukit kalau dilihat dari Jl Bumi.
Kalau buah mangga? Mangga dari mango, baca manggo. Ada toponim Jurang Mangu, di Semarang Tawang Mangu. Keduanya ditulis dan dibaca mangu, tanpa g.
Gang Kweni tanpa Mangga karena tak ada bukit. Kalau diamati dengan seksama memang tekstur bukit nyata pada toponim dengan Mangga.
Narasi di atas gambarkan kompleksnya lexycon Betawi. Ikuti yang berikut:Lio, sarang
Maruga, in english ring
Tolé, monotheism
Tolé-tolé, perduli
Rong, melihat
Rong-rong, menyusahkan
Sangat mungkin dari list lecxicographi ini ada kesamaan dengan daerah lain. Di provinsi NTT ada Manggarai. Artinya bisa sama bisa juga beda dengan yang di Jakarta.