REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mayoritas publik cenderung setuju dengan pembelajaran tatap muka. Survei Indikator Politik Indonesia terbaru menunjukan bahwa total sebanyak 76 persen responden setuju pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah dilakukan.
"Mayoritas warga setuju dengan pembelajaran tatap muka di sekolah. Ada 49,1 yang setuju dan 26,9 persen yang sangat setuju. Jadi dijumlahkan sekitar 76 persen," kata Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia, Rizka Halida, secara daring, Ahad (20/2/2022).
Sedangkan responden yang tidak setuju sebanyak 15,5 persen. Sementara yang sangat tidak setuju sebanyak 3,4 persen. "Jadi kalau dijumlahkan ada sekitar 18,9 persen yang tidak setuju, dan 5 persen tidak tahu atau tidak jawab. Tapi mayoritas setuju dengan pembelajaran tatap muka di sekolah," ujarnya.
Rizka mengatakan jika dibandingkan dengan survei yang dilakukan Indikator pada bulan Desember 2021, responden yang setuju terhadap PTM di sekolah cenderung turun. Diketahui ketika itu responden yang setuju digelarnya PTM di sekolah 88 persen. "Sementara yang tidak setuju itu dari 10,5 persen di bulan Desember menjadi 19 persen di survei online kali ini," ungkapnya.
Untuk diketahui survei dilakukan secara daring dan dilakukan pada 15 Januari 2022 - 17 Februari 2022. Kriteria responden berusia 17 tahun ke atas dan memiliki smartphone.
Survei diikuti sebanyak 626 responden dengan toleransi kesalahan (margin of error) kurang lebih 4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Proses survei tersebut terdiri dari empat tahapan, yaitu random recruitment, pemberian kode akses unik, screening, dan web interviewing.