Senin 21 Feb 2022 16:46 WIB

Covid-19 Melonjak, Pemprov Lampung Tutup Taman Gajah

Taman Gajah tersebut menjadi tempat hiburan pelepas lelah pada petang dan malam hari.

Rep: Mursalin yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
Covid-19 (ilustrasi). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menutup kembali Taman Gajah (Elephant Park), Enggal, Bandar Lampung, Senin (21/2/2022).
Foto: www.pixabay.com
Covid-19 (ilustrasi). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menutup kembali Taman Gajah (Elephant Park), Enggal, Bandar Lampung, Senin (21/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menutup kembali Taman Gajah (Elephant Park), Enggal, Bandar Lampung, Senin (21/2/2022). Penutupan ruang terbuka hijau bagi masyarakat tersebut untuk menekan penyebaran Covid-19 di Lampung.

Menurut Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Lampung Zulkarnain, penutupan dilakukan sementara sampai kondisi pandemi Covid-19 di Lampung mulai terkendali. “Ditutup sementara,” kata Zulkarnain  di Bandar Lampung, Senin (21/2/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan, penutupan sementara tempat hiburan rakyat sebagai fasilitas umum tersebut untuk menjaga kondisi kasus Covid-19 tidak menyebar. Ruang terbuka hijau untuk bersantai dan berolahraga bagi warga Lampung tersebut masih bisa digunakan untuk olahraga dengan protokol kesehatan.

Sedangkan untuk kegiatan lain yang mengumpulkan orang banyak sehingga terjadi kerumunan, ia menegaskan tetap tidak diperkenankan. Taman Gajah tersebut menjadi tempat hiburan pelepas lelah pada petang dan malam hari, sedangkan pada pagi hari digunakan untuk olahraga.

Aktivitas di Taman Gajah masih diperkenankan bagi pedagang untuk menggelar dagangan di sekitar taman, namun bagi pembeli tidak diperkenankan masuk area Taman Gajah. Pedagang juga, kata Zulkarnain, harus menerapkan protokol kesehatan dan tidak menyediakan tempat duduk untuk makan yang menimbulkan keramaian atau kerumunan.

Penutupan Taman Gajah tersebut mendapat tanggapan dari warga dan pedagang. Menurut Rizal (54 tahun), warga Rajabasa, penutupan tempat ruang terbuka hijau seperti Taman Gajah sangat tidak relevan dengan fungsinya.

“Kalau menutup Taman Gajah tempat sarana olahraga dan tempat melepas lelah tidak tepat. Seharusnya pemerintah fokus pada pasar dan mal yang banyak menimbulkan kerumunan,” kata Rizal, pegawai swasta tersebut.

Ia mengatakan, kerumunan orang yang mengantre panjang membeli minyak goreng itu yang harus diawasi, bukan tempat warga bersantai dan berolahraga di taman terbuka hijau.

Sedangkan Yanto (30), pedagang makanan di sekitar Taman Gajah, juga menyesalkan penutupan taman tersebut, karena pendapatan dari dagangan akan merosot tajam. “Sekarang zaman susah cari duit, tiba-tiba taman ditutup, jelas pengunjung tidak ada pembeli tidak ada,” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement