Rabu 23 Feb 2022 17:03 WIB

Minyak Goreng Curah Menghilang Langka, Sebagian UMKM di Lampung Menutup Usahanya

Minyak goreng curah sudah tidak ada lagi penjualannya sejak sepekan terakhir.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Agus raharjo
Warga antre untuk membeli minyak goreng curah murah di Pasar Larangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (22/2/2022).(Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Warga antre untuk membeli minyak goreng curah murah di Pasar Larangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (22/2/2022).(Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bandar Lampung mengeluhkan sulitnya menemukan minyak goreng (migor) curah di pasaran. Sulitnya mencari migor curah sebagian pelaku UMKM terpaksa menutup sementara usahanya.

Dampak yang dirasakan hilangnya migor curah dengan harga pemerintah Rp 11.500 per liter tersebut, sangat dirasakan pelaku UMKM penjualan kerupuk dan gorengan dalam partai besar. Mereka biasanya menggunakan migor curah berkisar 10 liter sampai 25 liter sekali produksi.

Baca Juga

Menurut Aswan, pelaku UMKM penjualan aneka gorengan di Pahoman, Bandar Lampung, dua gerobak miliknya tidak lagi menjual beragam gorengan karena tidak ada migor curah. Sedangkan migor kemasan, ia tidak sanggup membeli karena mahal dan tidak sesuai dengan biaya produksi.

“Kami pakai minyak curah sekali beli bisa 10 sampai 15 liter. Tapi, gimana sekarang minyak curah tidak ada di pasar, terpaksa tutup dulu usaha,” kata Aswan, yang menjual aneka gorengan dalam partai besar di Bandar Lampung, Rabu (23/2/2022).

Menurut dia, usaha dagangan gorengannya tidak menggunakan migor kemasan karena harganya tidak sebanding dengan harga jual gorengannya. Kalau penjualan dengan partai besar, kata dia, harus menggunakan migor curah agar mendapatkan keuntungan.

Kesulitan mencari migor curah juga dirasakan Adi, pelaku UMKM kerupuk.  Menurut dia, dalam sekali produksi setidaknya membutuhkan 20 liter sampai 25 liter. “Sekali goreng satu jeriken isi 25 liter,” katanya.

Sejak kesulitan mendapatkan jatah migor curah, usahanya tetap jalan namun mengurangi produksi, karena masih menggunakan stok migor curah yang ada.  Namun, kata dia, bila dalam sepekan ke depan masih sulit migor curah kemungkinan usahanya akan tutup sementara.

Hasil inspeksi mendadak (sidak) Dinas Pangan Kota Bandar Lampung menyebutkan, migor curah sudah tidak ada lagi penjualannya sejak sepekan terakhir. Menurut Kepala Dinas Pangan Bandar Lampung, migor curah sudah menghilang dari pasaran.

Alasan pedagang yang biasa menjual migor curah, kata dia, karena sudah tidak mendapatkan lagi pasokan dari distributor, tanpa alasan yang jelas. Biasanya, dalam sepekan distributor mengirim sampai tiga kali migor curah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement