Rabu 23 Feb 2022 19:42 WIB

Mengapa Gurauan yang Berlebihan Dilarang? Ini Penjelasan Imam Ghazali 

Gurauan yang berlebihan tidak disukai Rasulullah SAW

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Cara Rasulullah SAW tertawa dan bergurau.Gurauan yang berlebihan tidak disukai Rasulullah SAW
Foto: republika
Cara Rasulullah SAW tertawa dan bergurau.Gurauan yang berlebihan tidak disukai Rasulullah SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Di antara penyakit lisan yang perlu diwaspadai adalah bergurau di antara anak cucu Adam. Gurauan yang berlebihan adalah perbuatan tercela dan dilarang dalam Islam.  

Imam Abu Hamid Al Ghazali dalam kitabnya Afat al-Lisan yang telah diterjemaahkan kedalam judul "Bahaya Lisan" mengatakan, hanya sedikit gurauan yang diperbolehkan. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda: 

Baca Juga

لا تمارِ أخاك، ولا تمازحه "Jangan berbantah dengan saudaramu dan jangan bergurau dengannya." 

Jika engkau berkata, "Saling membantah itu memang menyakitkan, karena di dalamnya ada semangat mendustakan dan membodohkan orang lain. Sedangkan dalam gurauan tidak mengandung hal seperti itu, bahkan ada kebaikan dan keakraban. Apa alasannya sampai hal itu dilarang?" 

Imam Ghazali mengatakan, bahwa gurauan yang dilarang adalah gurauan yang keterlaluan dan dilakukan dengan terus menerus. Gurauan itu dapat menimbulkan banyak tertawa. Dan banyak tertawa bisa mematikan hati, menimbulkan kedengkian dan menjatuhkan wibawa.  

Adapun gurauan yang terhindar dari masalah ini, tidak tercela, sebagaimana yang dikatakan Rasulullah SAW sebagai berikut.

إنِّي لأمزَحُ ولا أقولُ إلَّا حقًّا "Sesungguhnya aku bergurau, dan tidak mengatakan kecuali kebenaran."  

Mungkin hanya Rasulullah SAW saja yang mampu bergurau dan tidak mengatakan kecuali kebenaran. 

Adapun selain beliau, apabila sudah bergurau, biasanya akan bertingkah dan berkata sedemikian rupa agar orang lain tertawa. "Ini tidak menjamin orang itu tidak akan mengeluarkan kata-kata dusta dan kata-kata yang tidak baik," tulis Imam Abu Hamid Al Ghazali. 

Umar bin Khattab RA berkata, "Barangsiapa banyak tertawa, niscaya kurang wibawanya. Barangsiapa suka bergurau, niscaya ia dianggap remeh. Barangsiapa sering melakukan sesuatu, niscaya dia akan dikenal dengan sesuatu itu. Barangsiapa hanyak berkata, nicaya banyak pula kesalahannya. Barangsiapa banyak kesalahannya, niscaya sedikit rasa malunya. Barangsiapa sedikit rasa malu niscaya sedikit sifat waranya. Tertawa itu menunjukkan kelalaian pada akhirat."

Rasulullah SAW bersabda, لو تعلمون ما أعلم، لضحكتم قليلًا، ولبكيتم كثيرًا "Andai kan kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa."     

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement