REPUBLIKA.CO.ID, PRISTINA -- Kosovo menawarkan perlindungan hingga enam bulan kepada 20 wartawan Ukraina yang terpaksa meninggalkan negara mereka setelah invasi Rusia. Tawaran ini tertuang dalam dokumen pemerintah yang dilihat oleh Reuters pada Selasa (1/3/2022).
Dokumen tersebut mengatakan, prioritas diberikan kepada jurnalis perempuan yang akan dipilih oleh Federasi Jurnalis Eropa (EFJ), serta Pusat Kebebasan Pers dan Media Eropa (ECPMF). Pemerintah awalnya akan mengalokasikan anggaran sebesar 150 euro untuk membayar biaya hidup, dan upah bagi para jurnalis Ukraina selama jangka waktu hingga enam bulan. Hal ini memungkinkan mereka bekerja dari jarak jauh.
Tidak ada indikasi kapan para jurnalis akan tiba di Kosovo. Kosovo bukan anggota NATO atau Uni Eropa. Tetapi negara tersebut telah bergabung dengan negara-negara Barat lainnya dalam memberlakukan sanksi terhadap Rusia. Ukraina tidak mengakui kemerdekaan Kosovo, tetapi memiliki 40 tentara yang bertugas sebagai penjaga perdamaian di negara itu di bawah misi NATO.
Agustus lalu Kosovo sepakat untuk menjadi tempat penampungan sementara bagi sekitar 2.000 warga Afghanistan yang mencari visa untuk memasuki Amerika Serikat. Sebagian besar dari pengungsi Afghanistan sudah terbang ke Amerika Serikat. Sementara beberapa lainnya masih menunggu dokumen.