Rabu 02 Mar 2022 06:23 WIB

Zelenskiy Minta Rusia Hentikan Pengeboman dan Lanjutkan Perundingan

Zelenskiy meminta Rusia hentikan pengeboman sebelum pembicaraan digelar.

Rep: Dwina Agustin /reuters / Red: Agung Sasongko
 Dalam foto yang diambil dari video yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara kepada bangsa di Kyiv, Ukraina, Minggu, 27 Februari 2022. Pertempuran jalanan pecah di kota terbesar kedua di Ukraina pada hari Minggu dan pasukan Rusia ditempatkan meningkatnya tekanan pada pelabuhan-pelabuhan strategis di selatan negara itu menyusul gelombang serangan terhadap lapangan terbang dan fasilitas bahan bakar di tempat lain yang tampaknya menandai fase baru invasi Rusia.
Foto: Kantor Pers Kepresidenan Ukraina via AP
Dalam foto yang diambil dari video yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara kepada bangsa di Kyiv, Ukraina, Minggu, 27 Februari 2022. Pertempuran jalanan pecah di kota terbesar kedua di Ukraina pada hari Minggu dan pasukan Rusia ditempatkan meningkatnya tekanan pada pelabuhan-pelabuhan strategis di selatan negara itu menyusul gelombang serangan terhadap lapangan terbang dan fasilitas bahan bakar di tempat lain yang tampaknya menandai fase baru invasi Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID,  KIEV - - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy meminta Rusia berhenti membom kota-kota Ukraina sebelum pembicaraan kembali digelar. "Setidaknya perlu untuk menghentikan pengeboman orang, hentikan pengeboman dan kemudian duduk di meja perundingan," ujar Zelenskiy menetapkan kondisinya untuk pembicaraan lebih lanjut dengan Rusia dilansir Reuters, Rabu (2/3/2022). 

Tepat ketika Zelenskiy berbicara, muncul berita bahwa rudal Rusia telah menghantam menara TV di dekat situs peringatan Holocaust di ibukota Ukraina. Serangan itu menewaskan sedikitnya lima orang. Sebelumnya pada Selasa (1/3/2022) kemarin, rudal menghantam jantung kota timur Kharkiv.

Baca Juga

Berbicara dalam sebuah wawancara di kompleks pemerintah yang dijaga ketat, Zelenskiy mendesak anggota NATO untuk memberlakukan zona larangan terbang untuk menghentikan angkatan udara Rusia. Dia mengatakan ini akan menjadi tindakan pencegahan dan tidak dimaksudkan untuk menyeret aliansi ke dalam perang dengan Rusia.

Zelenskiy mengatakan Ukraina akan menuntut jaminan keamanan yang mengikat secara hukum jika NATO menutup pintu pada prospek keanggotaan Ukraina. Ukraina telah menerima pengiriman senjata dari anggota NATO untuk membantu menahan invasi militer skala penuh yang dilancarkan oleh pasukan Rusia pekan lalu. Sementara Barat juga telah memberlakukan sanksi terhadap ekonomi Rusia.

Tapi Zelenskiy telah mendesak masyarakat internasional untuk berbuat lebih banyak, termasuk memberlakukan zona larangan terbang. "Ini bukan tentang menyeret negara-negara NATO ke dalam perang. Sebenarnya semua orang telah lama terseret ke dalam perang dan jelas bukan oleh Ukraina, tetapi oleh Rusia, perang skala besar sedang terjadi," kata Zelenskiy.

Menurut Zelenskiy, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden secara pribadi telah menyampaikan kepadanya bahwa sekarang bukan waktunya untuk memperkenalkan tindakan seperti itu. Sebab itu, Ukraina telah menekan NATO untuk mempercepat masuknya negara itu ke aliansi. Langkah yang ditentang keras oleh Rusia dan disebut-sebut sebagai salah satu alasan negara itumeluncurkan kampanyenya.

"Mitra kami, jika mereka tidak siap untuk membawa Ukraina ke NATO ... karena Rusia tidak ingin Ukraina berada di NATO, harus mengusahakan jaminan keamanan bersama untuk Ukraina," kata Zelenskiy.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement