Rabu 02 Mar 2022 22:18 WIB

Sebagian Korban Gempa Pasaman Kembali ke Rumah

Sebanyak 7.464 jiwa korban gempa masih berada di pos-pos pengungsian.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham Tirta
Sejumlah pengungsi korban gempa bumi berada di dalam tenda pengungsian di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat, Sumatera Barat, Sabtu (26/2/2022). Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak 6.002 oang warga Sumatera Barat mengungsi akibat gempa magnitudo 6,1 yang terjadi Jumat (25/2).
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi
Sejumlah pengungsi korban gempa bumi berada di dalam tenda pengungsian di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat, Sumatera Barat, Sabtu (26/2/2022). Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak 6.002 oang warga Sumatera Barat mengungsi akibat gempa magnitudo 6,1 yang terjadi Jumat (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah warga Sumatra Barat (Sumbar) yang terdampak gempa magnitudo (M)6,1 kembali ke rumah masing-masing. Data Pusdalops Badan Nasional Pemanggulangan Bencana (BNPB) per Rabu (2/3/2022), pukul 12.00 WIB, masih ada 7.464 jiwa yang berada di pos-pos pengungsian.

"Total warga mengungsi tersebut jauh di bawah jumlah angka pada hari sebelumnya, yaitu lebih dari 14 ribu jiwa. Jumlah warga mengungsi di Kabupaten Pasaman Barat tercatat 5.636 jiwa yang tersebar di 15 titik pengungsian," kata  Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan tertulisnya, Rabu (2/3/2022).

Baca Juga

Sedangkan di Kabupaten Pasaman, warga mengungsi tercatat 4.407 jiwa atau 1.040 KK. Hingga hari ke-6 pascagempa, BNPB terus memberikan pendampingan dalam penanganan darurat, salah satunya penanganan warga terdampak bencana. Direktorat Fasilitas Penanganan Korban dan Pengungsi BNPB mendukung pos komando (Posko) dalam memastikan pelayanan dasar kepada warga di pengungsian.

Abdul menambahkan, personel BNPB membantu posko untuk pendataan warga yang mengungsi dengan basis administrasi penduduk. Di samping itu, upaya bersama dilakukan BNPB dan kementerian maupun instansi terkait pada kebutuhan manajemen pos pengungsian.

BNPB juga melakukan kajian terhadap pemenuhan kebutuhan dasar secara terus dan berpola. Misalnya, pemberian bantuan logistik sekaligus untuk pemenuhan kebutuhan seminggu. Selain itu, pemenuhan kebutuhan kelompok rentan, terutama anak, wanita, dan lanjut usia dengan bantuan kebutuhan khusus.

“Kami juga mempersiapkan program-program untuk pendampingan psikososial,” kata Direktur Fasilitas Penanganan Korban dan Pengungsi BNPB, Yus Rizal.

Data sementara total korban terdampak gempa M6,1 yang meninggal dunia 12 jiwa, luka berat 52, luka ringan 373, dan hilang 4 orang. Selain jumlah korban, data sementara kerugian material tercatat total jumlah rumah rusak mencapai 1.783 unit. Sebanyak 1.754 unit masih dalam proses verifikasi tingkat kerusakan, sedangkan teridentifikasi rusak berat dua unit, rusak sedang 20 unit, dan rusak ringan tujuh unit.

Kerusakan rumah ini sebagian besar terjadi di Kabupaten Pasaman, yaitu 1.000 unit, selanjutnya Kabupaten Pasaman Barat 747 unit, Kabupaten Lima Puluh Kota 27 unit, Kabupaten Agam dan Padang Pariaman masing-masing satu unit. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement