Kamis 03 Mar 2022 19:03 WIB

IPC Larang Atlet Rusia dan Belarus Tampil di Paralimpiade Beijing

munculnya ancaman boikot oleh negara lain atas invasi Rusia ke Ukraina.

 Seorang wanita mengenakan masker berjalan melewati Bing Dwen Dwen, Maskot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 dan Shuey Rhon Rhon, Maskot Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022, di Beijing, Cina, 24 Januari 2022. Cina dijadwalkan menjadi tuan rumah Olimpiade Beijing 2022 dan Paralimpiade Musim Dingin pada bulan Februari, menjadikan ibu kotanya kota pertama di dunia yang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas (2008) dan Musim Dingin (2022).
Foto: EPA-EFE/WU HONG
Seorang wanita mengenakan masker berjalan melewati Bing Dwen Dwen, Maskot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 dan Shuey Rhon Rhon, Maskot Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022, di Beijing, Cina, 24 Januari 2022. Cina dijadwalkan menjadi tuan rumah Olimpiade Beijing 2022 dan Paralimpiade Musim Dingin pada bulan Februari, menjadikan ibu kotanya kota pertama di dunia yang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas (2008) dan Musim Dingin (2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komite Paralimpiade Internasional (IPC) pada Kamis menyatakan bahwa atlet Rusia dan Belarus dilarang tampil di Paralimpiade Musim Dingin Beijing setelah munculnya ancaman boikot oleh negara lain atas invasi Rusia ke Ukraina.

Pernyataan itu datang sehari setelah IPC memberi lampu hijau kepada atlet dari kedua negara untuk berpartisipasi dalam Paralimpiade pada 4-13 Maret dengan status atlet netral, dengan menyatakan bahwa mereka bukanlah agresor dan tidak ada kaitannya dengan situasi konflik Rusia dan Ukraina.

Namun keputusan tersebut ternyata menuai kecaman dan ancaman dari Komite Paralimpiade Nasional (NPC) berbagai negara untuk memboikot Paralimpiade Musim Dingin.

"Mereka menyatakan bahwa jika kami tidak mempertimbangkan kembali keputusan kami, kemungkinan besar akan ada konsekuensi serius untuk pelaksanaan Paralimpiade Musim Dingin," kata Presiden IPC Andrew Parsons, seperti dikutip Reuters, Kamis (3/3/2022).

"Beberapa NPC telah dihubungi oleh pemerintah, tim, dan atlet mereka yang mengancam tidak akan berpartisipasi."

Parsons menambahkan bahwa keputusan mengorbankan atlet Rusia dan Belarus adalah dampak atas tindakan pemerintah kedua negara.

"Kesejahteraan atlet akan selalu menjadi prioritas kami," ujarnya.

"Jika atlet Rusia dan Belarus tetap tinggal di Beijing, negara-negara kemungkinan akan mundur, dan Paralimpiade yang tidak akan mungkin terjadi."

Komite Paralimpiade Ukraina menyambut baik keputusan itu dan berterima kasih kepada komunitas olahraga yang telah memberikan dukungan kepada mereka.

“Keputusan yang adil untuk melawan negara yang memulai perang ini,” kata Presiden NPC Ukraina Valeriy Sushkevych.

Kontingen Rusia yang berkekuatan 71 orang dan 12 orang dari Belarus saat ini telah berada di Beijing.

"Sekarang Rusia harus meninggalkan Paralimpiade sesegera mungkin ... kami juga ingin berterima kasih kepada semua orang atas dukungan mereka. Saya telah menerima begitu banyak pesan dalam beberapa hari terakhir ... saatnya untuk menghentikan perang yang mengerikan ini," kata Sushkevych.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement