REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada akhir pekan lalu memutuskan untuk mengadakan pertemuan darurat setelah Rusia menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina.
Pertemuan DK PBB itu akan digelar atas permintaan dari Inggris, Amerika Serikat (AS), Albania, Prancis, Irlandia, dan Norwegia, menurut sumber diplomatik. Menyusul bentrokan sepanjang malam di dekat kota Zaporizhzhia di tenggara Ukraina, Rusia mengambil alih pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, ungkap otoritas Ukraina.
Mengikuti perkembangan, Badan Energi Atom Internasional mengumumkan bahwa kebakaran di pembangkit listrik itu "tidak mempengaruhi peralatan penting."
10 pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia
Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, dibangun antara tahun 1984 dan 1995, merupakan yang terbesar di Eropa, dan juga di antara 10 pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia. Terletak di tenggara Ukraina dekat kota Enerhodar, pembangkit ini menghasilkan 20 persen listrik Ukraina.
Dilengkapi dengan enam reaktor, masing-masing dengan kapasitas bersih 950 megawatt, fasilitas ini dapat memasok energi ke hampir empat juta rumah tangga dengan total produksi listrik 5.700 megawatt.
Perang Rusia di Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah memicu kemarahan internasional, dan Uni Eropa, Amerika Serikat (AS), dan Inggris menerapkan sanksi keuangan yang keras terhadap Moskow.
Lebih dari 1,2 juta orang telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga, menurut badan pengungsi PBB.