Senin 07 Mar 2022 14:15 WIB

Kasus Harian Covid-19 di Bandung Sempat Tembus 1.700 Per Hari

Penyebaran Covid-19 saat ini fluktuatif sehingga masyarakat diharapkan lebih waspada.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Ahyani Raksanagara
Foto: Humas Kota Bandung
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Ahyani Raksanagara

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengungkapkan kasus harian Covid-19 sempat menembus angka 1.700 per hari. Penyebaran Covid-19 saat ini fluktuatif atau naik turun sehingga masyarakat diharapkan lebih waspada dan disiplin memakai masker.

"Jadi Covid-19, kita tetap harus waspada karena dinamika naik turun jadi temuan kasus harian itu belum (puncak) dan jangan sampai menembus kasus tertinggi itu 1.700 sehari," ujar Kepala Dinkes Kota Bandung Ahyani Raksanagara, Senin (7/3/2022).

Dia menuturkan, saat ini, penyebaran Covid-19 di Kota Bandung terus menurun dan angka kesembuhan meningkat. Namun, disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker harus dilakukan agar tidak terpapar.

"Kemarin berkurang banyak dan kesembuhan terus meningkat. Intinya, prokes semua. Kedua yang belum vaksinasi segera vaksin kami meminta semua pihak menjaga prokes. Pakai masker kalau mau beraktivitas skalau ada keluhana apa-apa segera laporkan," ungkapnya.

Dia mengatakan, masyarakat harus ikut berperan serta dalam meminimalisasi dan mencegah Covid-19. Ahyani mengatakan, keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 relatif masih di angka 50 persen. Terkait perubahan status pandemi menjadi endemi, pihaknya masih menunggu keputusan Kementerian Kesehatan.

Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengungkapkan, penyebaran kasus Covid-19 terus menurun. Dia berharap, puncak penyebaran Covid-19 varian Omicron telah berlalu.

"Trennya menurun, yah mudah-mudahan kita udah melewati puncak lah ya harapannya mah. Kemarin kan kita sempet 1.700 udah turun ke 1.400 ya mudahan trennya turun terus lah ya," katanya.

Dikatakannya, keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 di rumah sakit menurun. Namun, pada tempat isolasi mandiri bagi tenaga kesehatan masih didapati yang isoman termasuk masyarakat.

Selanjutnya vaksinasi Covid-19 terus digencarkan saat ini dosis pertama sudah mencapai 112 persen, dosis kedua 100 persen dan dosis ketiga sudah di angka 16 persen. Terkait perubahan status pandemi menjadi endemi, pihaknya siap jika pemerintah memutuskan perubahan status.

"Ya harus siap, vaksinasi nya terus adaptasi kebiasaan baru bahwa kita minimal bermasker karena Covid-19 mah virusnya mau bermutasi jadi varian apapun saya punya keyakinan bisa diminimalisasi dengan masker tidak menularkan dan tidak tertular," katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement