REPUBLIKA.CO.ID, MINSK -- Delegasi Rusia dan Ukraina telah memulai pembicaraan putaran ketiga di Belovezhskaya Pushcha, Belarusia, Senin (7/3/2022). Dalam dua pembicaraan sebelumnya, Moskow dan Kiev gagal menyepakati gencatan senjata penuh.
“Putaran ketiga pembicaraan Rusia-Ukraina baru saja dimulai di Belarusia,” kata Kedutaan Besar Rusia di Minsk lewat saluran Telegram-nya, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Dalam pembicaraan itu, delegasi Rusia masih dipimpin asisten Presiden Vladimir Putin, yakni Vladimir Medinsky. Sebelum negosiasi dimulai, Medinsky mengungkapkan, ada tiga hal utama yang bakal dibahas, yaitu penyelesaian politik internal, aspek kemanusiaan internasional, dan penyelesaian masalah militer.
Dalam pembicaraan putaran pertama yang berlangsung 28 Februari lalu, Rusia dan Ukraina gagal menyepakati gencatan senjata. Namun dalam negosiasi putaran kedua yang digelar beberapa hari setelahnya, Kiev dan Moskow menyepakati tentang pembentukan koridor kemanusiaan di kota-kota Ukraina. Hal itu guna mencegah lebih banyaknya korban sipil dalam konflik kedua negara.
Kendati demikian, menurut Vladimir Medinsky, sejauh ini tidak ada pekerjaan koridor kemanusiaan yang beroperasi secara penuh. Pada Senin lalu, Kementerian Pertahanan Rusia telah mengumumkan pembentukan koridor kemanusiaan baru di empat kota Ukraina, yakni Kharkiv, Kiev, Mariupol, dan Sumy. Menurut peta yang diterbitkan kantor berita RIA Novosti, koridor dari Kiev akan mengarah ke Belarusia. Sementara warga sipil dari Kharkiv, hanya diizinkan pergi ke Rusia. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, mereka juga bakal menyediakan penerbangan untuk mengangkut warga sipil Ukraina dari Kiev ke Rusia.
Pemerintah Ukraina telah mengkritik dan menolak pembentukan koridor kemanusiaan baru Rusia tersebut. Sebab warga sipil yang dievakuasi oleh Moskow akan dibawa ke Rusia dan Belarusia. “Ini bukan pilihan yang dapat diterima,” kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk.