REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembuat mobil Jepang, termasuk Toyota Motor Corp, telah memerintahkan karyawan mereka yang berbasis di Rusia untuk kembali ke kampung halaman demi keselamatan mereka di tengah krisis Ukraina. Dikutip Kyodo, Selasa (8/3/2022), Toyota mengevakuasi sekitar 30 karyawan dan 20 anggota keluarganya.
Toyota mengatakan, keputusannya berdasarkan saran dari pemerintah Jepang dan situasi bisnis lokal.Toyota menangguhkan operasi di pabriknya di St Petersburg Jumat lalu karena gangguan rantai pasokan. Nissan Motor Co, Subaru Corp, dan Mitsubishi Motors Corp juga telah membuat pengaturan serupa.
Nissan pada Senin lalu mengatakan, akan segera menghentikan sementara produksi di pabriknya di kota Rusia. Sebanyak 347 perusahaan Jepang beroperasi di Rusia pada Februari, menurut perusahaan riset kredit Teikoku Databank Ltd.
"Di antara mereka, 45 persen adalah pembuat mobil dan pabrikan lainnya. Pedagang grosir, termasuk rumah perdagangan, menyumbang 25 persen, sementara jasa dan sektor keuangan masing-masing menyumbang 10 persen," tulis Nissan.
Sebeumnya, produsen mobil terbesar di dunia, Toyota telah menutup produksi di 14 pabriknya di Jepang. Menurut Reuters dan Associated Press (AP), tindakan tersebut dilakukan setelah Toyota melaporkan adanya serangan siber.
Perusahaan mengatakan penghentian produksi dilakukan akibat kegagalan sistem pemasok. Salah satu pemasok Toyota Kojima Industries Corp mengatakan pihaknya mengalami serangan siber.
Kojima menyediakan AC, komponen roda kemudi, dan suku cadang kendaraan interior serta eksterior lainnya untuk Toyota walaupun perusahaan tidak mengatakan durasi penghentian produksinya. Media Nikkei melaporkan akan ada penghentian produksi sekitar 13 ribu kendaraan yang setara hampir lima persen dari output perusahaan per bulan di Jepang.