REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Penyerangan terhadap seorang kiai terjadi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Jabar) pada Selasa (8/3/2022). Kali ini, korbannya adalah Ketua Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Nahdlatul Ulama Kabupaten Indramayu, KH Farid Ashr Waddahr.
Kiai yang biasa dipanggil Gus Farid itu diserang saat memimpin wirid di Mushola Pesantren An-Nur Desa Tegal Mulya, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Selasa (8/3) sekitar pukul 22.30 WIB. Kiai muda muda itu diserang dengan menggunakan senjata tajam oleh seseorang yang dikenal sebagai warga desa tetangga.
Sepupu Gus Farid, H Azun Mauzun, menjelaskan, peristiwa itu bermula saat pelaku, yang diketahui bernama Sakrodin (32 tahun), asal Desa Dukuh Jati, Kecamatan Krangkeng, langsung masuk ke rumah Gus Farid. Di dalam rumah, sambung dia, ada istri Gus Farid, Ning Annah (28) dan keponakannya, Muhammad Haka (18).
Pelaku menanyakan keberadaan Gus Farid dan dijawab bahwa sang tuan rumah tidak ada di rumah. Mendapat jawaban itu, pelaku sempat keluar rumah dan tak lama kemudian masuk lagi ke rumah Gus Farid. Pelaku, menurut Azun, kemudian menyerang istri dan keponakan Gus Faridh. "Istri Gus Farid mengalami luka parah. Padahal sedang hamil sekitar empat bulan," kata Azun kepada Republika di Kabupaten Indramayu, Jabar, Rabu (9/3).
Tak puas menyerang keluarga Gus Farid, sambung dia, pelaku kemudian menuju Mushola Pesantren An-Nur, yang berjarak sekitar 200 meter. Di mushola itu, Gus Farid sedang melakukan wirid bersama jamaahnya. Pelaku langsung masuk ke dalam mushola dan langsung menyerang Gus Farid dengan senjata tajam. "Lokasi penyerangannya di pengimaman mushola," ucap Azun yang menjabat ketua Rabithah Ma’ahid al Islamiyah (RMI) tersebut.
Jamaah dan warga yang mengetahui hal itu langsung meringkus pelaku. Sakrodin juga sempat 'dimassa'. Namun, jamaah pengajian akhirnya bisa mengendalikan diri hingga mereka berinisiatif membawa pelaku ke Mapolsek Krangkeng. Sementara Gus Farid, istri dan keponakannya dilarikan ke RSUD Krangkeng.
Gus Farid dan keponakannya diketahui menderita luka ringan dan saat ini sudah pulang ke rumah. "Istrinya mengalami luka parah. Sudah dirujuk ke RS Gunung Jati Cirebon," terang Azun.
Dia mengaku, mengenal pelaku karena tinggal tak jauh dari pesantrennya di Desa Dukuh Jati. Menurut Azun, Sakrodin dikenal sebagai sosok yang pendiam. Karena itu, dia tidak tahu secara pasti motif pelaku melakukan penyerangan tersebut. "Kalau dendam, sepertinya tidak mungkin. Dendam apa sih? Gus Farid tidak punya musuh," tukas Azun.
Dia pun sangat menyesalkan kejadian tersebut. Apalagi, penyerangan terhadap kiai baru pertama kali ini terjadi di Kabupaten Indramayu. Saat ini, kasus tersebut sudah ditangani polisi.