REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengetahui gejala awal diabetes tipe satu dan tipe dua membuat pasien mendapat penanganan serta pengobatan lebih cepat. Meski kedua tipe melibatkan hubungan tubuh dengan insulin, masing-masing kondisi tersebut bekerja secara berbeda.
Menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), diabetes tipe satu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin. Diabetes tipe dua terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup insulin, atau sel-sel tubuh tidak bereaksi terhadap insulin.
Dari kedua bentuk diabetes ini, tipe dua adalah yang paling umum diidap masyarakat global. Ada pula diabetes tipe ketiga, yang dikenal sebagai diabetes gestasional, kondisi kadar gula darah tinggi yang dialami oleh perempuan yang sedang mengandung.
Gejala diabetes tipe dua muncul dalam berbagai cara, termasuk bagaimana tubuh membuang limbah. Salah satu gejala seseorang megidap diabetes tipe dua adalah buang air kecil lebih banyak dari biasanya. Gejala ini akan terasa meningkat pada malam hari.
Tanda awal lain dari diabetes tipe dua meliputi rasa haus sepanjang waktu, merasa sangat lelah, turun berat badan secara drastis, juga gatal di sekitar penis atau vagina. Selain itu, luka membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dan penglihatan kabur.
Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap diabetes tipe dua. Faktor itu antara lain berusia di atas 40 tahun, memiliki kerabat dengan diabetes, kelebihan berat badan atau obesitas, serta berasal dari Asia, Afrika-Karibia, atau kulit hitam Afrika.
Jika seseorang tidak yakin apakah mereka berisiko terkena diabetes tipe dua atau tidak, segera berkonsultasi dengan dokter. Profesional medis akan memastikan apakah tanda-tanda itu memang merupakan bukti seseorang mengembangkan kondisi tersebut.
Mengingat krisis yang sedang berlangsung di Ukraina, InDependent Diabetes Trust (IDDT) menyerukan masyarakat untuk menyumbangkan produk perawatan dan obat terkait diabetes. Contohnya seperti pengukur glukosa darah, insulin, lanset, glukagon, dan perawatan hipoglikemia.
Bagi mereka yang hidup dengan diabetes tipe satu, kehabisan insulin dapat mengakibatkan situasi yang mengancam jiwa. Karena itu, pengidap diabetes di Ukraina disinyalir dalam bahaya yang serius dan butuh pertolongan dari masyarakat dunia.
"Krisis yang semakin dalam di Ukraina berarti bahwa ada kebutuhan yang semakin mendesak untuk membantu orang yang hidup dengan diabetes. Rumah sakit kehabisan pasokan dan rute pasokan menjadi target," kata Kepala Eksekutif IDDT, Martin Hirst.
Meskipun tidak semua apotek di Ukraina ditutup, karena konflik menyebar lebih jauh ke barat, akan menjadi lebih sulit bagi pasien untuk mendapatkan obat yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup. Terlebih, dengan pengeboman dari Rusia yang masih berlanjut.
Selain IDDT, beberapa organisasi kesehatan juga telah meluncurkan kampanye untuk mencoba membantu mengatasi situasi pengobatan darurat di Ukraina. "Kami telah bergabung dengan organisasi lain untuk melakukan yang terbaik untuk membantu mendapatkan pasokan ke tempat yang dibutuhkan secepat dan seaman mungkin," ujar Co-chair IDDT, Jenny Hirst, dikutip dari laman Express, Rabu (9/3/2022).