REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 38 persen orang dewasa Amerika Serikat (AS) menderita kolesterol tinggi dan banyak dari mereka tidak menyadari fakta itu. Dokter pengobatan darurat, Sarah Terez Malka, sering melihat dampak dari orang yang mengabaikan kolesterol tinggi.
Padahal kolesterol dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi. Malka yang juga dokter anak di K Health itu juga mengingatkan kolesterol tinggi bisa dikaitkan dengan diabetes dan tekanan darah tinggi. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan, seperti dilansir di laman Eat This Not That, Rabu (9/3/2022):
Apa itu kolesterol?
"Tubuh membutuhkannya untuk membangun sel dan membuat vitamin dan hormon lainnya," menurut American Heart Association.
Kolesterol bersirkulasi dalam darah. Seiring dengan meningkatnya jumlah kolesterol dalam darah, begitu pula risiko bagi kesehatan. Kolesterol tinggi berkontribusi pada risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi, seperti penyakit jantung dan strok.
Faktor yang memengaruhi
Faktor-faktor yang bisa dikendalikan meliputi:
1. Diet
Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL, menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI). Maka penting untuk menghindari 10 persen atau lebih dari total kalori harian yanh berasal dari lemak jenuh, serta menghindari lemak trans sebanyak mungkin.
2. Berat badan
Kelebihan berat badan atau obesitas cenderung meningkatkan kolesterol, dan merupakan faktor risiko penyakit jantung, menurut National Library of Medicine. Meskipun ada beberapa hal di luar kendali yang dapat mempengaruhi berat badan termasuk kondisi tertentu dan efek samping dari beberapa obat, namun jika tertarik mempertahankan berat badan yang sehat, maka dapat membicarakan topik ini dengan penyedia layanan kesehatan.
3. Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan menurunkan kadar kolesterol HDL.
4. Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik dikaitkan dengan kadar kolesterol HDL yang lebih rendah.
Faktor-faktor di luar kendali, meliputi:
1. Usia
Meskipun kolesterol tinggi dapat mempengaruhi orang-orang dari segala usia, itu paling sering didiagnosis pada mereka yang berusia antara 40 dan 59, menurut NHLBI. Ini karena seiring bertambahnya usia, metabolisme Anda berubah, dan hati Anda tidak lagi mampu menghilangkan kolesterol LDL seperti dulu.
2. Jenis kelamin
Pria lebih cenderung memiliki kolesterol tinggi daripada wanita ketika mereka berusia antara 20 dan 39 tahun, tetapi wanita lebih cenderung memiliki kolesterol tinggi di semua usia lainnya, menurut NHLBI. Risiko kolesterol tinggi pada wanita juga dapat meningkat karena pil KB, menopause, dan kehamilan.
3. Ras/etnis
Ras dan etnis dapat memengaruhi risiko kolesterol tinggi. Misalnya, orang kulit putih non-Hispanik lebih mungkin dibandingkan kelompok lain untuk memiliki kolesterol total tinggi. Sementara penelitian mengatakan bahwa orang kulit hitam lebih mungkin dibandingkan kelompok lain untuk memiliki kadar kolesterol HDL tinggi, menurut NHLBI.
4. Riwayat keluarga/genetik
Jumlah kolesterol yang diproduksi tubuh bersifat genetik, dan kolesterol tinggi dapat diturunkan dalam keluarga.
Mendeteksi kolesterol
Kolesterol tinggi tidak memiliki gejala. Tes darah secara teratur adalah satu-satunya cara untuk mendeteksi jika mungkin memiliki kadar kolesterol tinggi. Jika memiliki faktor risiko tambahan, dokter mungkin ingin melakukan tes kolesterol lebih sering.
CDC merekomendasikan agar anak-anak dan remaja yang sehat dites setidaknya sekali antara usia 9 dan 11 tahun, dan sekali lagi antara usia 17 dan 21. Jika memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi, strok, atau serangan jantung, orang mungkin ingin periksakan anak lebih awal, mulai usia dua tahun.
Kebanyakan orang dewasa yang sehat, di sisi lain, harus menjalani tes kolesterol setiap 4-6 tahun, menurut CDC. Seseorang mungkin ingin diperiksa lebih sering jika menderita diabetes atau penyakit jantung, serta memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi.