Rabu 09 Mar 2022 20:02 WIB

Jabar Buka One Pesantren One Product 2022

Seleksi peserta One Pesantren One Product Tahun 2022 sudah dimulai.

Pameran produk unggulan pesantren Jawa Barat saat acara Temu Bisnis dan Pameran Produk One Pesantren One Product (OPOP), di komplek Pesantren Daarut Tauhid (DT) Jalan Gegerkalong, Kota Bandung, Kamis (16/12). Progam yang diluncurkan Provinsi Jawa Barat ini sudah menyentuh 2.574 pesantren. OPOP bertujuan untuk mendorong pemberdayaan pesantren agar memiliki produk unggulan dan mandiri secara ekonomi.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Pameran produk unggulan pesantren Jawa Barat saat acara Temu Bisnis dan Pameran Produk One Pesantren One Product (OPOP), di komplek Pesantren Daarut Tauhid (DT) Jalan Gegerkalong, Kota Bandung, Kamis (16/12). Progam yang diluncurkan Provinsi Jawa Barat ini sudah menyentuh 2.574 pesantren. OPOP bertujuan untuk mendorong pemberdayaan pesantren agar memiliki produk unggulan dan mandiri secara ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendaftaran untuk Program One Pesantren One Product atau OPOP Tahun 2022 yang digagas Pemda Provinsi Jawa Barat resmi dimulai dan ditargetkan sebanyak 270 pesantren mengikuti program ini."Seleksi peserta OPOP Tahun 2022 sudah dimulai dan pendaftaran sudah dibuka sejak 4 Maret dan akan ditutup pada 31 Maret 2022 melalui website resmi OPOP, opop.jabarprov.go.id," kata Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji dalam keterangan persnya, Rabu (9/3/2022).

Program OPOP ini pertama kali digelar pada tahun 2019 dan sampai dengan 2021, total sudah2.574 pesantren lulusan Program OPOP di Jawa Barat.Kusmana mengatakan seleksi pendamping Program OPOP tahun ini juga telah dilakukan dan sebanyak 32 pendamping mengikuti Bimtek Pendamping.Dia mengatakan melalui program OPOP, pesantren di Jawa Barat didorong untuk memiliki kemandirian secara ekonomi.

Baca Juga

"Kondisi pandemi COVID-19 memaksa sebagian besar pesantren di Jawa Barat bisa membiayai kebutuhan operasional secara sendiri," katanya.

Namun pada kenyataannya dan menjadi masalah, menurut Kusmana, ialah belum semua pesantren di Jawa Barat bisa mandiri secara ekonomi."Hal ini mengakibatkan kemunduran pesantren. Padahal, di sisi lain pesantren di Jabar memiliki potensi besar untuk mandiri secara ekonomi," katanya.

Hanya saja, lanjut Kusmana, sebagian besar masih memerlukan pendampingan usaha, mulai dari penggalian potensi hingga pemasaran.Alasan itulah yang menjadi landasan mengapa Program OPOP kembali hadir tahun 2022 yakni untuk memecahkan masalah yang terjadi pada pesantren, untuk menciptakan kemandirian umat melalui para santri, masyarakat dan pondok pesantren itu sendiri.

 

sumber : Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement