REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Gina Raimondo mengatakan Washington mungkin akan memutus akses perusahaan China pada perangkat lunak dan keras AS yang diperlukan untuk membuat produk mereka. Hal itu dilakukan bila perusahaan-perusahaan itu mengabaikan pembatasan ekspor ke Rusia.
Washington mengacam akan menambah perusahaan yang masuk dalam daftar hitam bila mereka mengelak dari larangan ekspor baru terhadap Rusia. AS berusaha menahan masuknya teknologi canggih ke Rusia setelah Moskow menginvasi Ukraina akhir bulan lalu.
Raimondo mengatakan AS dapat menutup perusahaan seperti Semiconductor Manufacturing International Corporation bila ternyata mereka menjual chip ke Rusia. "Karena kami mencegah mereka menggunakan perangkat lunak dan keras kami," katanya seperti dikutip New York Times.
Sebelumnya dilaporkan McDonald, Starbucks, Coca-Cola, Pepsi dan General Electric ikut angkat kaki dari Rusia. Jenama global dan simbol perusahaan AS itu memutuskan menghentikan sementara bisnis mereka sebagai respon atas invasi Rusia ke Ukraina.
McDonald menjadi perusahaan yang mengalami kerugian paling besar atas langkah ini. Sebab tidak seperti Starbuck yang toko-tokonya di Rusia dimiliki perusahaan waralaba Alshaya Group atau KFC dan Pizza Hut dimiliki Yum Brand. McDonald memiliki 84 persen restoran-restorannya di Rusia.
McDonald juga menutup 108 restorannya di Ukraina dan tetap menggaji karyawannya. Berdasarkan dokumen yang dikirimkan ke lembaga pengawas, McDonald mengatakan restoran-restorannya di Rusia dan Ukraina menyumbang 9 persen pendapat tahunan mereka tahun lalu atau sekitar 2 miliar dolar AS.
Yum Brand juga mengumumkan akan menutup sementara 70 restorannya di Rusia. Perusahaan itu juga telah berbicara pada pemilik waralaba untuk menutup 50 restoran Pizza Hut di Rusia. Perusahaan itu juga menghentikan penambahan restoran baru di Rusia.